Lambe tangga, mulut tetangga itu tidak ada rem. Baik saja dicela, apalagi buruk. Apakah mereka akan membantu jika ada masalah? Susah  mengharapkan mereka bisa mengulurkan tangan.
Keenam. Peran sosial. Tanggung jawab remaja itu ada pada sisi main, belajar, dan konsentrasi pada tumbuh kembang yang optimal. Nah, peran hidup bermasyarakat itu kompleks, apakah mereka sudah siap jika harus hidup bersama dengan lingkungan.
Ada tanggung jawab sosial jika di desa. Kerja bakti, sambatan, nyumbang itu hal yang sederhana namun juga berat. Â Bapak dan ibu itu bukan lagi anak atau lajang. Apakah mereka mampu melalui perubahan peran yang tiba-tiba itu?
"Pernikahan" anjing itu sepele. Gaya hidup oleh orang yang sudah kelebihan duit. Jadi, pasti juga nanti akan  terlupakan jika ada persoalan viral yang baru.  Namun, pernikahan anak ini sangat komplek dan akan terus terulang. Permisifnya orang tua sekarang menghadapi pergaulan yang makin longgar dan bebas.
 Kewibaan dan otoritas orang tua yang makin lemah. Banyak orang tua yang tidak lagi mampu menegur apalagi melarang anaknya. Makin ugal-ugalan saja anak generasi ini. Jauh lebih penting dan urgen pernikahan anak bukan, dari pada "pernikahan" asu itu.
Belum lagi jika ini bicara mengenai tahun politik. Bisa ke mana-mana ujungnya. Ada budaya berarti etnis, ada agama, ada keceburuan sosial yang sangat mudah dimanfaatkan pihak-pihak yang mau mengambil keuntungan.
Terima kasih dan salam
Susy Haryawan Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H