Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PAN, Kebingungan Berkoalisi, dan Gelandangan Politik

24 Juni 2023   18:45 Diperbarui: 24 Juni 2023   18:53 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Erick Thohir sangat kapabel dan bisa diyakini mengenai kemampuan finansialnya. Pun rekam jejaknya dalam mengelola bisnis dan juga jaringan. Kemampuannya menjadi penyelenggara Asian Games sangat membantu publik melihat dan menilai kemampuannya. Belum lagi usaha dan klub olah raga yang pernah ia miliki. Sukses sudah bagian dari hidupnya.  

Perlu diingat bahwa kedua partai ini  memiliki bagian utuh yang terkena "kutukan" almarhum Gus Dur. Tentu saja hal demikian tidak lagi menjadi perhatian sebenarnya di dunia modern, apalagi ranah politik. Tetapi toh fakta juga tidak bisa dinafikan begitu saja.

Publik mungkin banyak yang lupa atau generasi muda belum pada ingat. Kala 98-99 Amien Rais adalah orang yang paling tenar, menjadi sorotan media dan ia menjadi ketua umum MPR. Saat itu masih menggunakan kedudukan pilar bernegara MPR adalah lembaga tertinggi negara yang bertugas memeilih presiden dan wakil presiden. Pertanggungjawaban mereka juga kepada MPR.

Nah, Gus Dur adalah presiden yang menang dalam pemilihan di MPR kala itu dengan mengalahkan Megawati sebagai pemenang pemilu. Trik yang dilancarkan Amien Rais dengan poros tengahnya saat itu menang atas calon PDI-Perjuangan.  Gus Dur menjadi presiden dan Megawati menjadi wakil presiden.

Sedang pemerintahan berjalan, ketua MPR yang sama itu  membuat Gus Dur terdepak dari istana dan mengukuhkan Megawati sebagai presiden berikutnya. Hamzah Haz sebagai ketua umum PPP menjadi wakil presiden yang baru.

Keberadaan intrik inilah yang masyarakat kenal dengan kutukan Gus Dur sehingga pelakunya menjadi gelandangan politik. Hal ini sudah dibahas di atas.

Kisah Gus Muhaimin, yang dulu membranding dengan nama  Cak Imin pun mirip. Ia mengambil alih keberadaan kepengurusan PKB dari tangan Gus Dur. Lagi-lagi apapun yang dilakukan Muhaimin untuk menjadi capres atau cawapres mentah. Sejak dulu, mantan menteri ini selalu menggaungkan calon presiden tahun bla...bl... toh tidak pernah juga mendapatkan dukungan sehingga bisa maju.

Masih lumayan sih, dibandingkan dengan Amien Rais, ia masih memiliki PKB yang selalu duduk dalam pemerintahan. Membaca peluang dengan sangat cerdik, ia selalu aman, benar, bahwa tidak bisa menjadi pejabat top, namun selalu memperoleh kursi dan jabatan.

Nah, kini dalam membangun koalisi keduanya jelas kebingungan, antara mau apa dengan segala hal yang sama tidak jelasnya. Paling realistis mereka berdua ini akan sama dengan periode-periode sebelumnya, kembali heboh dan menjadi penggembira semata.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

 

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun