Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gaya Hidup dan Falsafah Anak Polah Bapa Kepradah

5 Mei 2023   17:44 Diperbarui: 5 Mei 2023   17:53 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup: Kompas.com

Spritualitas.

Berbicara spiritualitas tentu bukan hanya berbicara ritual agama. Jauh lebih dalam adalah mengenai hidup bersama dengan baik, tenggang rasa, toleransi, tidak memaksakan kehendak, dan hidup dengan damai. Sisi spiritualitas biasanya susah dihayati oleh pribadi yang tidak biasa kerja keras, berjuang, dan mencapai sesuatu dengan mudah.

Pengasahan sisi rohani sangat mungkin lemah. Terbukti bahwa  melakukan kekerasan saja seolah hal biasa, lumrah. Padahal jika pribadi lembut hanya menyakiti hewan saja pasti akan merasa bersalah. Ke mana coba hatinya? Miris, ketika masih juga muda belia namun tidak memiliki kelembutan batin.

Penghormatan pada materi

Tampilan yang sering "pamer" barang mewah, ke tempat wisata mahal, sedikit banyak menepikan relasinya dengan kemanusiaan. Tentu tidak sepenuhnya tepat demikian. Manusia pasti   memiliki sisi baik ataupun buruk.  Melihat kecenderungan kemewahan, biasanya akan abai  terhadap  kemanusiaan.

Orientasi hidupnya pada materi, sangat mungkin mereka juga akan menepikan bahkan menjegal pihak-pihak yang merintangi. Fokusnya adalah materi. Contoh dari kisah-kisah di atas jelas mempertontonkan itu.

Penghargaan akan materi mengabaikan humanisme. Sifat dan penghormatan pada manusia terkalahkan oleh keinginan menimbun.  Kebetulan semua kog berkaitan dengan materi, gaya hidup, dan kekerasan.

Masyarakat juga lebih menghargai, menghormati, dan menaruh kepercayaan pada orang kaya. Padahal kekayaannya belum tentu hasil dari proses baik. Konsep hidup bermasyarakat yang demikian menyuburkan kejahatan, demi bisa kaya dan dihargai lingkungannya.

Penegakkan Hukum yang lemah

Bisa dilihat, dibaca, dan dicermati bagaimana peradilan negeri ini. Jungkir balik karena uang. Lihat lapas mewah, di lapas bisa jalan-jalan, dan itu bukan maling jemuran maling ayam atau maling kelas coro. Mereka para  pelaku kejahatan kakap termasuk uangnya.

Efek jera tidak ada, apalagi anak-anak yang sudah terbina model demikian juga. Sangat mungkin perilaku kekerasan mereka ini bukan hanya sekali itu. Susah melihat mereka itu melakukan kekerasan hanya  sekali dan itu fatal. Sangat mungkin sejak kecil sudah biasa melakukan hal demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun