Paypal mengatakan permintaan maaf pada konsumen dan kolega mereka sehingga terganggu layanannya.  Narasi wajar. Tanpa menyebutkan dan mengaku bahwa mereka teledor. Ada ungkapan selanjutnya, bahwa mereka akan ikut dan taat aturan di mana mereka melakukan  aktivitas jasanya.
Secara tidak langsung berarti mereka mengakui selama ini tidak taat aturan dan seolah-olah mereka lebih gede dari pemerintah atau aturan negara. Kesombongan perusahaan internasional itu terjadi karena tabiat negeri kita sendiri pada masa lalu.
Kini, netizen yang lebih cepat nulis dan komentar atau nyetatus tanpa mau tahu ada apa di balik itu semua menjadi agen yang menyuburkan arogansi perusahaan gede. Dalih bermacam-macam, yang intinya tidak mau tahu atas aturan yang ada.
Ke mana para pencaci maki kemarin? Ini paypal sudah minta maaf lho. Kebiasaan netizen negeri ini gede omong karena berjarak. Sikap tanggung jawab rendah. Ngeles   tingkat langit. Hal ini diberi contoh dan teladan oleh elit, sehingga seolah benar.
Kedaulatan negara di atas segalanya. Bagaimana aturan negara ya harus ditaati oleh siapapun. Nah, menjadi pertanyaan, jika Indonesia itu kena embargo seperti Iraq, Libia, atau Iran pasti rakyat negeri ini membela pengembargo bukan malah bahu membahu menangani krisis yang terjadi dampak dari hukuman tidak adil itu.
Pantas saja dijajah ratusan tahun susah keluar dari sana. Egois, sok tahu, dan enggan membela kebenaran karena susah. Kemerdekaan ke 77 masih saja identik apa yang dominan rakyat pilih. Kecintaan pada negeri sangat rendah. Memuja yang berbau asing dan luar.
Otaknya manual meskipun mainnya digital. Pegangannya android dan apple tapi lakunya feodal. Â Nyaman dan enggan berubah.
Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H