Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pengakuan Dahlan Iskan, Johnny Plate Berani dan Meningkatkan Pendapatan Negara

7 Juli 2022   10:21 Diperbarui: 7 Juli 2022   10:32 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahlan Iskan pun Mengakui Johnny Plate Berani,  Bisa Menaikan Pendapatan Negara

Dahlan Iskan pada awalnya merasa keberatan digitalisasi televisi. Ia merasa bahwa akan membebani masyarakat dengan tambahan alat seharga Rp. 200.000, 00 untuk bisa menerima siaran digital, bagi televisi analog yang sudah ada. Lepas dari pembagian   gratis alat oleh Kominfo untuk masyarakat.

Mantan menteri era SBY ini juga mengupas panjang lebar apa fungsi digitalisasi ini. Tidak semata gambar lebih jernih, namun jauh lebih penting dan urgen adalah bagaimana frekuensi analog  itu sangat boros. Padahal dengan digitalisasi, dengan frequensi yang sama, bisa untuk banyak saluran dan berarti juga itu peluang untuk pendapatan negara. Juga menambah peluang bisnis digital yang sedang menjadi trend.

Menkominfo masa lalu sudah membuka dan memulai wacana itu, namun terkendala payung hukum UU dan juga keberanian, di mana masa lalu kepentingan politik jauh lebih kuat. Ada dua dampak yang bisa membuat runyam, pemain media elektronik yang tentu saja enggan membagikan kue iklan ketika stasiun bisa menjadi lebih murah dan banyak.

Pihak lain, alat yang diperlukan untuk menjadikan yang analog bisa menjadi digital, bisa membuat kisruh rakyat. Padahal pemimpinnya maunya adalah yang ayem dan adem.

Keberanian dengan UU Omnimbus Law yang salah satunya mengenai siaran digital ini memang menjadi sebuah terobosan yang sangat besar. Bayangkan, sejak era Tifatul Sembiring, sampai saat ini baru terjadi.

Johnny Plate, sangat terbantu dengan UU Cipta Kerja, namun juga berani mengeksekusi itu penting. Pekerja yang disukai karena identik dengan Jokowi yang memikirkan bangsa dan negara ini, bukan soal stabil namun hanya semu.

Salah satu dampak pandemi adalah melambatnya ekonomi. Pembatasan aktivitas dan mobilitas sangat menyusahkan pelaku ekonomi. Salah satu sarana dan jalan terbaik adalah online, bagaimana ekonomi digital ini sangat membantu, menjembatani kesulitan PPKM itu untuk bisa terus berjalan.

Konsumen terbantu sehingga tetap sehat. Produsen dan juga penjual tetap bisa melanjutkan usahanya dengan beberapa penyesuaian tentu saja.   Tujuan pengembangan UMKM dengan digitalisasi jelas menjadi lebih mudah dan lebih murah, ketika tersedia banyak jaringan dan frequensi yang tidak dihabiskan oleh siaran analog sebagaimana selama ini.

Keputusan politik yang tidak main-main memang. Bagaimana raksasa media elektronik sekian lamanya mendapatkan keuntungan sangat gede dari iklan yang mereka peroleh secara sah. Mereka tidak monopoli, namun karena memang sangat tidak terjangkau biaya yang harus tersedia untuk memiliki stasiun televisi.

Rakyat sangat terbantu, selain siaran menjadi lebih baik, namun juga bagaimana internet menjadi lebih cepat, lebih murah, dan selain itu bisa membuat iklan, bahkan saluran iklan sendiri dengan lebih banyak pilihan. Akhirnya lebih murah dan mudah.

Dampak-dampak ini yang jelas saja akan dihalang-halangi untuk dipahami oleh masyarakat. siapa pelakunya, ya korporasi yang bisa mempengaruhi pembuatan UU.  Kelas-kelas itu sejatinya tidak akan masalah dengan adanya pembaharuan, namun karena sudah biasa nyaman, mengapa harus berubah.

Pembelajaran juga untuk elit, dalam konteks ini pemain-pemain media elektronik, sehingga mereka juga tidak hanya adalah zona nyaman. Mereka juga perlu mengerti keadaan dunia sekitarnya saatnya juga perlu maju.

Negeri ini terlalu banyak memberikan dan keterpihakan justru pada kaum atau kelas atas, feodalisme sangat terasa. Sama saja dengan keberadaan subsidi dan aneka macam bentuk keenakan untuk kelas atas malahan.

Kala, bandul itu mulai bergeser untuk keadilan, wajar banyak pihak yang biasa enak-enakan kemudian meradang dan maunya kue hanya untuk mereka. Miris, ini sekian puluh tahun terjadi. Ketika masyarakat         kini bisa mendapatkan banyak kemudahan, beramai-ramai mereka marah dan menuding pemerintah gagal.

Satu demi satu kedaulatan rakyat itu akan dikembalikan pada esensinya. Penguasaan sumber daya alam oleh asing sudah makin banyak yang beralih. Kini, elit yang menguasai jaringan frequensi siaran dibagikan juga untuk masyarakat agar mampu memiliki akses yang relatif sama.

Perjuangan itu memang perlu keberanian dan kerja keras. Pendapatan negara naik drastis, rakyat juga berdaya dengan aneka pilihan di dunia digital.

Terima kasih

Sumber

https://disway.id/read/598599/Siaran-Omni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun