Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Johnny Plate, 3 Keamanan Digital, dan Ujaran Kebencian

28 Mei 2022   23:08 Diperbarui: 28 Mei 2022   23:11 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buya Syfei: antaranews.com

Johnny Plate, 3 Hal Keamanan Digital, dan Ujaran Kebencian

Johnny Plate menggandeng Cisco, perusahaan teknologi raksasa sari Amerika Serita untuk menjaga habitat digital Indonesia tetap bersih. Tiga hal yang memprihatinkan, yaitu illegalfintech, kebocoran data, dan hoaks.

Keamananan digital sebagai jaminan peningaktan ekonomi elektronik dan digital memang sangat baik. Wajar ketika Kominfo, Johnny Plate menggandeng perusahaan raksasa sebagai mitra menjamin digital bersih.    

Tiga hal pokok dalam masalah ekonomi digital, pinjol ilegal, pencurian dan kebocoran data, serta hoaks. Hal yang sudah demikian kerap terjadi, sehingga seolah biasa saja.

Padahal masih ada yang lebih mengerikan, memang dampaknya sih tidak secara langsung. Apa itu? ujaran kebencian. Benar bahwa ujaran kebencian masuk pasal delik aduan, karena ini adalah subyektifitas yang berbicara.

Toh Kominfo telah menyoal mengenai akun Muhammad Kace yang dilaporkan oleh masyarakat menodai agama. Pun Polri mau mengandeng pihak Kominfo untuk memblokir akun Saifudin Ibrahim. Artinya bahwa hal yang masuk delik aduan, Kominfo sangat mungkin melakukan tindakan.

Hari-hari ini, ada dua peristiwa besar, duka dengan meninggalnya Buya Syafei Maarif dan kehilangan kontak bagi putera Ridwan Kamil. Apa yang menjadi soal dan kaitannya dengan Kominfo?

Reaksi netizen atas peristiwa ini. bagaimana caci maki dan hujatan seolah  hal yang biasa. Lumrah, wajar, dan tidak merasa itu tindakan buruk. Ini adalah soal etika berkomunikasi, juga jelas etika dalam bermedia sosial.

Ketika keamanan  berkaitan dengan bisnis, ekonomi, keuangan, ukurannya jelas. Kerugian dan dampak yang dihitung itu pasti. Padahal dengan kebencian dan ujaran-ujaran kebiadaban juga tidak kalah gedenya dengan kejahatan ekonomi atau keuangan.

Literasi digital itu tidak sekadar aman dan nyaman berinternet, ada upaya pemanfaatan untuk ekenomi, namun juga perlu etika berkomunikasi dan etika dalam penggunaan media sosial. Terkenal bahwa bangsa ini sangat kasar dan usil di dalam dinamika media sosial.

Kebiasaan keroyokan dan ramai-ramai. Ciri orang yang minder dan jiwa kerdil. Besar omongan dan komentar, padahal tidak memiliki prestasi apa-apa.

Terlalu banyak waktu luang dan minim inovasi dalam menciptakan kesiibukan. Bergosip dan berkomentar yang pokoknya ramai dan meluapkan emosi sesaat.

Berjarak. Ada celah, bukan berhadapan muka. Ketika berhadap-hadapan secara langsung mana berani model netizen negeri ini.

Pansos. Kebanyakan masih kurang dalam banyak sisi, kemampuan, pengetahuan, dan juga etika berkomunikasi. Egoisme dan fokus      pada diri bukan pihak lain.

Literasi digital, internet sehat bukan hanya soal bersih dari hoaks atau maling data, namun juga dari ujaran kebencian. Hal yang seolah dianggap biasa saja.

Menutup kanal atau akun penceramah yang isinya menghasut, menebar kebencian, dan provokatif bisa menjadi gerbang awal mengurangi internet kotor.  Sudah dilakukan pada beberapa akun dan pihak.

Peristiwa meninggalnya Buya Syafei harus menjadi pelecut Johnny Plate untuk bersih-bersih. Tidak hanya akun pornografi saja. Saatnya pembersihan dengan landasan Pancasila, bukan hanya agama tertentu.

Keberanian bersikap itu penting. Keadilan itu juga utama, kebenaran universal bukan parsial. Layak diperjuangkan seluruh anak negeri.

Terima kasih  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun