Mereka selalu membuat provokasi untuk masyarakat agar melakukan "pembangkangan". Tujuan akhirnya  agar   bisa membuat pemerintah tersudut dan gagal dalam menghadapi pandemi. Mereka ini oriientasinya adalah menjungkalkan pemerintah yang sah. Ini kan kacau, bagaimana pandemi namun malah menjadi sarana politis, bahkan makar.
Ekonomi terlihat lebih baik dari banyak negara lain, toh itu semua dinegasikan dengan narasi mengenai utang negara. Hal yang diulang-ulang terus, padahal, di masa lalu, utang negara gede tanpa ada pembangunan semasif seperti sekarang, ke mana mereka selama ini? Atau baru bangun? Â
Kini, aplikasi Pedul Lindungi pun diakui dan bisa dipakai untuk keluar masuk Uni Eropa, ini hal gede, eh juga pada diam. Tidak ada yang bicara sama sekali. Apalagi pihak oposan. Miris, kala pandemi sebagai kejadian luar biasa global dipakai untuk kepentingan politik oleh oposan nirprestasi.
Apa artinya dan makna Peduli Lindungi diterima Uni Eropa,
Pertama, bahwa aplikasi Indonesia sudah diakui di Uni Eropa yang terkenal ketat, maju, dan suka atau tidak, rela atau tidak, mereka menganggap negara ketiga itu masih dipandang sebelah mata, dan bisa diakui sebagai prestasi.
Kedua, ini soal kerjasama yang sangat menguntungkan kedua belah pihak. Wisatawan, karena negara-negara Uni Eropa menjelang masa libur. Jelas ini adalah peluang wisata. Kegiatan pariwisata yang membawa devisi, geliat bisnis ekonomi yang membantu  pemulihan pasca pandemi.
Ketiga, kerjasama lintas kementrian, ada Menkominfo, Menkes, MenBUMN, dan Menlu yang sukses dengan penggunaan Peduli Lindungi dan juga diplomasi ke UE dan bisa diakui. Ini luar biasa.
Keempat, lagi-lagi oposan gigit jari dan kesuksesan pemerintah dalam menangani pandemi, ekonomi tumbuh, kesehatan terkontrol, dan diplomasi internasional. Sukses gede.
Hasil tidak menghianati proses. Bagaimana pemerintah dengan gigih membuat keputusan-keputusan yang tidak mudah, di tengah pandemi penyakit, juga pandemi politik ala politikus sakit hati dan oposan.
Terima kasih Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H