Benar banyak orang yang menderita dan kekurangan, nah masalah kesenjangan ini     kan aneka ragam penyebabnya. Salah satunya adalah korupsi. Mengapa tidak demo kepada pelaku korup yang masih kaya raya? Ke mana logika yang dibangun dan dipakai jika demikian?
Malah perbaikan untuk kinerja KPK saja demo juga. Bagaimana membersihkan  maling-maling itu malah tidak mereka, para pelaku demo ini pikirkan, apalagi demonstrasikan.
Kini, tantangan malah menyasar, mengapa pendukung Jokowi tidak turun ke jalan, untuk mendukung pemerintah? Ini sangat ngaco.
Pertama, ada agenda untuk membuat keadaan semakin panas dan kisruh. Terjadinya kekerasan dan saling serang sangat terbuka lebar. Ini yang mau diperoleh mereka, sehingga narasi selanjutnya adalah pemerintah otoriter.
Kedua, ini narasi yang sangat bahaya, bisa terjadi kekerasan dan kerusuhan antarwarga atas nama pro dan kontrapemerintah. Sangat susah diprediksi apa yang terjadi. Polisi dan    pihak keamanan akan menjadi sangat dilematis, itu yang dikehendaki para perancang keadaan buruk ini.
Ketiga, keadaan kacau ini yang sangat mungkin mahasiswa tidak pahami, dan sangat terbuka untuk ditunggangi pihak lain yang memang punya agenda sendiri. Apakah itu demi bangsa dan negara? Jelas sangat bukan. Hasrat berkuasa dan kemaruk atas kekayaan negeri ini.
Keempat, jika rusuh dan ada korban jiwa nanti pasti akan ada tudingan pemerintah, polisi, pihak keamanan represif, melanggar HAM, dan ujungnya kerusuhan lebih luas. Pihak asing juga akan ikut teriak bahwa pemerintah melanggar HAM. Hal yang abai disadari mahasiswa.
Kelima, sumbu pendek ada juga di kelompok propemerintah, ini yang perlu diwaspadai, karena potensi ribut dan rusuh sangat besar. Terjadi karena abai sisi rasional, dan fanatis buta dalam aneka rupa.
Jauh lebih terlihat ini adalah politis kepentingan sepihak, bukan demi negara seperti era 88 dan 98. Mengapa? Karena alasan yang kurang kuat dan mendasar.  Ada yang  sangat jelas dengan gamblang lepas konteks antara aspirasi dan fakta lapangan.
Cenderung narasi yang dipaksakan, apalagi ada pernyataan soal masa lalu yang bertolak belakang. Â Malah memperlihatkan potensi bahwa itu adalah pesanan.
Syukur bahwa keadaan aksi yang megulang-ulang itu memperlihatkan ke mana arahnya, sehingga antisipasi sangat mudah dilakukan. Semua pihak sudah belajar dan bersiap.