Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

BEM SI, Baca ini, Jangan Hanya Demo, Ingat Saudara di 3T

18 April 2022   11:11 Diperbarui: 18 April 2022   11:17 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BEM SI, Dengar ini, Jangan Cuma Demo,  Ingat Saudara 3 T

Kominfo telah menyelesaikan 86% dari target periode I untuk membangun BTS di daerah 3T, terluar, terpecil, dan terbelakang. Ini prioritas pembangunan, terutama mengenai infrasruktur telekomunikasi. Jangan hanya teriak-teriak di Jakarta, pada sesuatu yang tidak mendasar sama sekali.

Mahasiswa itu harus kritis, bukan malah sok jagoan tanp tahu esensi yang terjadi. demonya tidak salah, namun bagaimana esensi yang diperjuangkan itu yang penting. Urgensinya apa, dan jangan malah menjadi kaki tangan masa lalu dan kepentingan pihak-pihak tertentu yang tidak membangun bangsa, namun kepentingan sendiri dan kelompok.

Apa yang terjadi beberapa kali demo mahasiswa tidak cukup mendapatkan alasan yang mendasar dan urgensinya lemah. Cenderung menjadi tunggangan pihak-pihak yang mencari panggung dan kesempatan. Dana yang gede jika dipakai untuk membangun bangsa, negeri ini sudah sangat maju dan sejahtera.

Demo: Detik.com
Demo: Detik.com

Ketua BEM SI mengatakan, kesejahteraan dan kebebasan di dapat zaman Orba. Bagus Nak, lanjutkan belajarnya. Ha..ha... Kominfo mati -matian  bangun BTS dengan dana fiskal yang terbatas, eh malah uang dihambur-hamburkan untuk pengamanan demo sia-sia, dana demo oleh bohir, dan juga kembali membangun infrastruktur yang rusak.

Bayangkan, jika uang itu dipakai untuk membangun BT di daerah 3T akan lebih cepat dan akeselarasi digitalisasi itu bisa tercapai lebih cepat. Pada sisi lain pemerintah bekerja keras  eh dirusak oleh yang katanya generasi muda harapan bangsa. Sayang mereka lupa, bahwa aksi mereka sangat mungkin ditunggangi barisan sakit hari dan oposan minim prestasi.  

Pemerintah yang masih berkutat dengan pandemi malah dibebani dengan anek kerusakan dan kerugian aksi yang tidak mendasar itu. Dana yang sebenarnya bisa untuk membangun daerah 3 T malah terkendala.  Jelas bukan secara langsung dana untuk BTS dialihkan untuk perbaikan. Atau dana perbaikan itu anggaran untuk pembangunan daerat 3T tidak persis demikian.

Anggaran, dana negara itu jelas terbatas. Semua perlu skala prioritas. Nah, jika kerusakan itu adalah obyek vital yang harus baik, tentu saja anggarannya akan disalurkan ke sana. Ini lho yang harus dicermati mahasiswa. Negara itu butuh banyak dana untuk membangun.

Kog pada diem dengan anggaran yang dihambur-hamburkan, atau pembangunan yang mangkrak., malah mencari-cari kesalahan pejabat yang lagi bekerja keras. Pemerintah tidak  sempurna, tetap lihatlah masa lalu seperti apa. Baca dan bandingkan.

Ada yang aneh dan ajaib dengan perilaku mahasiswa khususnya periode pemerintahan Jokowi. Mereka seolah diam saja di masa lalu, tiba-tiba menjadi begitu rajin demo, tetapi tema yang diangkat kog itu-itu saja, ujungnya Jokowi turun atau ganti Jokowi. Malah aneh, begitu banyak masalah kog, mengapa hanya menyoal satu hal saja.

Masalah  keuangan alias korupsi, soal intoleransi, kasus terorisme, mahasiswa ke mana? Mosok yang begituan tidak dengar dan diam saja.  Jelas ada yang aneh. Atau memang kemampuannya hanya sampai itu saja?

Pembangunan 4200 BTS untuk anak bangsa di daerah terluar, tertinggal, dan terpencil membutuhkan anggaran APBN sebesar   11 T. Ini angka yang sangat besar bagi negara ini. Bayangkan, jika yang selama ini sudah merampok dan menggarong itu dengan suka rela mengembalikan sebagian saja untuk membangun negeri ini. tentu lebih cepat, eh malah ditengarai untuk membeayai demo-demo yang seperti orang ngidam, setiap tanggal cantik mengadakan aksi.

Sebangun dengan keinginan membangun BTS 4 G agar akselarasi  digital negara ini melaju dengan cepat, sebanyak 3.704 akan dicicil sejumlah 2.200 lagi-lagi karena keterbatasan anggaran. Padahal mereka ini juga anak kandung negeri ini.

Nah, bagi ketua BEM SI perlu banyak belajar, bagaimana pembangunan menyeluruh itu baru terjadi saat ini. Negeri ini      sudah saking lamanya tersesat, sehingga yang benar malah terlihat seolah salah. Yang keliru sekian lamanya dianggap baik-baik saja. Fokus hanya Jawa, Bali, dan Sumatera sangat sedikit itu kini diubah.

Alokasi dana yang paling besar salah satunya adalah transportasi material. Ada daerah yang bahkan memerlukan helikopter saking susahnya medan. Mahasiswa perlu tahu keadaan ini, bukan hanya dema demo yang tidak memiliki landasan yang sangat kuat. Coba mereka datang ke tempat demikian biar tahu negara itu hadir, bukan hanya untuk menambah anggaran untuk Jakarta saja.

Kerjasama oleh operator selular ini jauh lebih penting dari pada ujaran elit-elit di Jakarta yang hanya haus oleh kekuasaan dan anggaran.  Mereka ini tidak akan peduli soal hidup bernegara, maunya mereka sendiri yang sejahtera dan kekal dalam kekuasaan.

Jalan kaki, gerobak, perahu untuk membangun BTS menyeberangi sungai atau laut, ada juga perlu angkutan udara, apakah mahasiswa yang tukang demo itu perlu KKN di sana, angkut besi untuk BTS biar tahu rasanya main medsos di daerah, bukan di cafe-cafe berpendingin udara dan untuk merongrong negara.

Fakta yang dianggap sepele, padahal ini adalah hal yang sangat mendasar. Sikap kritis itu harus, namun juga perlu logis dan  waras, agar apa yang diperjuangkan itu benar-benar berdampak bukan semata kepentingan pihak yang bayar.

Negeri ini sangat besar, hanya saja terlalu banyak orang yang menjadi benalu dan merongrong, sehingga energi negeri ini habis untuk hal yang sebenarnya tidak berguna. Uang, energi, perhatian, semua sia-sia.

Terima kasih

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun