Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Presiden Tiga Periode, SBY-JK vs Jokowi-Prabowo, Kamu Milih Mana?

11 April 2022   09:18 Diperbarui: 11 April 2022   09:29 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi-SBY (Kompas.com)

Presiden Tiga Periode, Capres SBY-JK, dan Jokowi-Prabowo, Kamu Milih Mana?

Menarik, pembicaraan jabatan presiden tiga periode. Bagaimana pun ini negara demokrasi, sah-sah saja ide, gagasan, dan pendapat, termasuk mengubah UU. Ini bicara esensi berdemokrasi, bukan soal etis dan setuju atau tidak. Sejak lama saya menulis tidak sepakat dengan model revisi demi kepentingan sesaat, salah satunya periodisasi jabatan presiden ini.

Namun, melihat fenomena yang terjadi, semakin kasar, marak, dan juga panas tanpa ujung pangkal. Jokowi selaku presiden sudah mengatakan dengan lugas dan sangat jelas, toh masih saja digoreng ke mana-mana.

Padahal yang bisa mendapatkan keuntungan bukan hanya Jokowi yang akan pasti menang, ada juga SBY yang akan juga memiliki peluang yang relatif sama. Jika hanya "mengha Jar" Jokowi, padahal ada rival yang memiliki kans yang relatif berimbang, kan tidak elok.

Melihat gelagat politik Demokrat, SBY, dan AHY yang masih begitu bersemangat dan getol dengan pernyataan mereka, masih banyak masyarakat yang menghendaki kepemimpinan Demokrat dan SBY, bisa dibuktikan melalui pilpres. Toh selama ini, mereka berperan sebagai oposan yang selalu menyerang pemerintah, bahkan pribadi Jokowi tanpa kenal lelah.

Bagus kan kalau dipertarungkan sekalian di panggung yang sama, satu ring  bukan hanya teriak-teriak di luar arena. Wasitnya jelas KPU  dan jurinya masyarakat pemilih. Ini jauh lebih ksatria dan jantan. Siapa yang lebih dipilih rakyat, bukan semata klaim dan merecokin jalannya pemerintahan.

SBY JK

Kekuatan, mereka sangat kuat dalam keterpilihan. Sudah terbukti dalam pilpres 2004.  Kekuatan massa JK yang lebih mendukung, dari pada SBY untuk saat ini dan mendatang. Keterwakilan Indonrsia  timur sangat terbuka untuk JK. SBY masih cukup punya loyalis, mekipun tidak cukup besar.

Pengalaman masa lalu  jika pinter mengelola bisa jadi senjata untuk kembali memenangkan pilpres. Paling gampang dan sederhana, ya turunkan harga tarif dasar listrik dan BBM. Tidak ada yang susah  untuk itu. pengalaman mereka sangat mumpuni. Pada posisi rakyatnya,       toh cepat lupa.

Jaringan partai mereka sangat solid dan luas. Memang sih sudah pernah terjadi gonjang-ganing perpecahan dan sampai saat ini belum bisa pulih sepenuhnya.

Kelemahan mereka adalah, kegagalan masa lalu yang belum sepenuhnya mereka kelola dengan baik dan menjadi sasaran embuk bagi rival. mereka terlalu fokus pada Jokowi selama ini, padahal mereka bisa konsentrasi membangun basis massa sendiri.

Kedekatan dengan kelompok-kelompok yang selama ini berseberangan dengan Jokowi dan pemerintah  itu tidak cukup menjanjikan, selain hanya kegaduhan di ruang media sosial, bukan gambaran nyata.

Jokowi-Prabowo

Kolaborasi apik secara politik, bukan ideal. Mereka selama ini ada pada kutub yang bertolak belakang dengan penggemar fanatis sangat kuat. Hal yang sangat  baik dalam hidup demokrasi dan pemilihan. Keuntungan mutlak bagi pasangan ini.

Memenangkan dua  kali pilpres dengan sangat sengit, belum pernah SBY rasakan. Keberadaan mobilisasi birokrasi membedakan keduanya.    Faktanya Jokowi kalah di kalangan ASN, militer, dan polisi, berbeda dengan SBY. Ini bisa menjadi kekuatan karena adanya sisi yang berbeda, di mana demokrasi benar-benar tersaji.

Pembangunan dan kebijakan yang  banyak  menguntungkan rakyat, prorakyat ini bisa menjadi kekuatan ataupun kelemahan. Toh, hal yang sama sudah pengalaman membuktikan. Pilpres 2019, mau menggoyang dengan tema ini mental. Jika diulangi tidak cukup menjanjikan, sangat mudah dimentahkan.

Penggemar dan pendukung Jokowi itu sangat solid. Susah berpindah, meskipun memang akan kecewa, tetapi jika memajukan SBY, sudah gugur mengenai jabatan tiga periode, karena keduanya sama.

Kelemahan adalah  memainkan narasi semua serba mahal, pajak, dan pembangunan infrastruktur yang tidak bermanfaat bagi rakyat. Ini akan didengung-dengungkan oleh barisan sakit hati. Hal yang sudah terus terjadi selama ini.

Perkiraannya sih sih jelas siapa-siapa di balik siapa. Hal yang sangat mudah ditemukan dan diprediksikan. Hal yang sepele.  Sangat mudah, dikotomi kutup polarisasi yang bisa jadi berbeda dengan jika Jokowi vs Prabowo lagi.

Mengapa SBY dan JK, mereka berdua ini masih sangat getol memperlihatkan diri lebih bisa dari pada Jokowi. Perlu pembuktian dengan juri adalah rakyat. Jadi perlu memang ujian yang sesungguhnya, bukan hanya klaim semata.

Pertarungan yang akan memuaskan ego mereka di dalam mempersiapkan masa tua sehingga lebih sumeleh. Kesempatan yang baik, karena politikus lain tidak pas dan cocok dengan konteks tiga periode.

Prabowo bergabun dengan Jokowi sebegai sebuah sarana rekonsiliasi, usai berdarah-darah dalam dua pilpres, dan membuat kutub   perselisihan identitas berbangsa menjadi seperti ini. naik level dari menteri dan menjadi orang nomer dua baik juga, lepas dengan kisah masa lalunya.

Kesempatan Jokowi menang atau SBY memang sama kuat. Semua bisa terjadi. Legitimasi yang mau   dirongrong hal yang bisa saja, namanya juga politik. Saatnya dan kesempatan untuk ajang pembuktian bagi politikus di hadapan rakyat, konkrit bukan semata kata-kata kosong, narasi, bahkan klaim. Siapa yang lebih dipilih dan dipercaya rakyat.

Sekali lagi, tidak setuju dengan tiga periode, namun demi menjembatani kemungkinan terjadi, dan juga obesesifnya elit-elit yang masih bernafsu memimpin,  mengapa tidak. Jika terjadi ini asyik banget.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan   

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun