Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PKS Keren Usul Anies Baswedan Jadi Konsultan Nusantara

7 Maret 2022   10:24 Diperbarui: 7 Maret 2022   10:27 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PKS Keren Usul Anies Baswedan untuk Nusantara

PKS emang keren. Tidak ada matinya dalam gaya berpolitik. Dulu menolak IKN, eh kini paling gertol usul ini dan itu untuk Nusantara.  Sama juga dengan paling riuh rendah pilpres 2019, dengan mengusung sembilang pasang bakal calon wakil presiden dan presiden. ada 18 nama berarti. Hebat bukan? Apa yang didapat? Nol besar, sekadar penggembira di tim pemenangan Prabowo-Sandi.

Hanya kemenangan pilkada DKI 2017 saja mereka menjadi kepedean. Padahal begitu banyak faktor, salah satunya sosok Ahok yang memang  membuat gerah banyak phak. Tidak semata-mata jasa dan prestasi PKS. Ya sudahlah memang kinerjanya dengan banyak omong nonesesnsial  ala mereka.

Tidak heran ketika banyak candaan, ketika pemerintah membuat keputusan dan PKS menolak, berarti pilihan itu sudah tepat. Sama juga ketika banyak humor mengatakan, mau memihak Rusia atau Ukraina, menunggu PKS dulu, dan netizen akan mendukung yang sebaliknya.

Kebetulan mereka memiliki kader dan simpatisan yang sangat militan, sehingga perolehan suara mereka cenderung stabil. Kekuatan yang tidak dimiliki partai lain. Sedikit mirip adalah PDI Perjuangan. Partai lain tidak cukup militan, dihimpit berbagai masalah, bahkan komandannya kecokok KPK. Status presiden partai lho. Turun tetapi tidak terlalu signifikan.

Pergantian presiden partai juga cenderung mulus, tidak ribut dan ribet. Berbeda dengan partai lain yang kadang sampai berdarah-darah dan saling tuntut. PDI-Perjuangan kalah dalam hal ini. Golkar, PAN , dan partai lain sebanding dan sebangun. Belum sesukses PKS dalam mengelola suksesi.

Nusantara

Nah malah aneh, ketika menolak perpindahan Ibukota Negara ke Nusantara dengan segala dalih dan dalilnya, namun tiba-tiba menyorongkan nama Anies Baswedan untuk menjadi bagian dari Ibukota Nusantara. Beberapa hal yang aneh dan lucu adalah sebagai berikut;

Pertama, apa sih kemampuan Anies Baswedan berkaitan dengan pembangunan  kota. Sama sekali baru, dari hutan dan lahan kosong menjadi sebuah kota modern. Padahal, semua juga paham,hanya melanjutkan saja susahnya minta ampun. Mundur iya, ini jelas jujur dengan apa yang terjadi.

Apa khabar sumur resapan, rumah DP nol persen, atau naturalisasi sungai yang mandeg sejak era kepemimpinannya. Hanya mengubah nama namun tidak dilakukan. Lha Nusantara jangan-jangan sampai akhir zaman juga hanya wacana, malah sibuk mengganti namanya saja kan repot.

Kedua, milihat rekam jejaknya adalah kegagalan. Mosok Nusantara yang simbol masa depan diserahkan pada ahli gagal seperti itu. Gak sah     baper, tunjukkan saja satu prestasi, bukan sekadar wacana yang sudah ia lakukan.

Omong dan narasi sih gede dan menjanjikan, tapi tidak ada satupun aksi nyata yang sudah dilakukan. Pandemi jelas contoh konkret hanya pinter bicara nol kerja. Merusak penanganan pusat dan ketika keadaan membaik tiba-tiba nyelonong dan engaku sukses. Cek sendiri kalau tidak merasa malu dan bego.

Ketiga, Nusantara ini bukan semata menata hal yang tidak baik, membangun dari nol dan menjadi utuh sebagaimana yang direncanakan. Ini jelas butuh orang yang memiliki visi dan misi membangun, bukan malah merusak. Jakarta itu tinggal melanjutkan.  Begitu saja gak becus kog.

Paradigma pokok e bukan gagasan Ahok-Jokowi, akan juga terjadi di IKN Nusantara. Lha orang yang sudah terbiasa berpikir demikian kog diminta mengawal IKN yang jelas-jelas impian Jokowi banget. Bisa jadi 100 tahun juga masih maket di tangan Anies Baswedan.

Keempat. Ini sih akal-akalannya PKS dan juga kepentingan politik Anies dan kawan-kawan untuk mempertahankan keberadaan Anies di panggung politik nasional. Mengapa demikian? Karena   tahun ini sudah berakhir. Menanti dua tahun tanpa jabatan untuk menuju pilpres tentu saja sangat mahal.

Lihat saja AHY tidak bisa apa-apa dengan posisinya sebagai ketua umum partai sempat gede . Tentu hal ini dicermati oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan Anies menjadi presiden.

Kelima, ini jelas kepentingan politik PKS sendiri. Mereka paham, bahwa akan ada Gelora dengan gerbong yang sangat identik dengan PKS. Mereka paham betul tidak bisa dianggap enteng. Mereka sendiri tidak puny kader yang semenjual Anies untuk menarik publik.

Mardani Ali Sera, Hidayat Nur Wahid hanya begitu-begitu saja. Menyoal kebijakan pemerintah yang jelas sangat tidak populer bagi publik. Bagaimana mereka bisa bertahan, apalagi himpitan pada kelompok inteloran dan radikal makin kuat. Secara partai juga sangat lemah.

Keenam, selalu menolak gagasan dan ide koalisi pemerintah, namun tidak cukup memberikan gambaran solusi atau minimal mana yang lebih menjanjikan. Jelas terbaca bahwa itu adalah sebuah permainan politik tanpa     konsep. Hanya ideologi mereka yang dipikirkan. Pokoknya aman dan selamat saja.

Artinya mereka juga paham, bahwa mereka bisa ditinggalkan massa mereka dan terpental dari gedung parlemen. Kan sia-sia perjuangan mereka yang sudah pol dan terbuang.

Usulan yang nyleneh dan tidak cukup bermutu. Tetapi toh memang harus dilakukan, karena mereka selalu berhitung ketenaran media sosial, bukan faktual. Setali tiga uang dengan permainan politik mereka yang hanya gemar sensasional bukan yang esensial.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun