Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kominfo dan Polisi, Tertuduh, Mengapa Twitter Aman Tuduhan Pembekuan Akun Wadas Melawan?

21 Februari 2022   21:25 Diperbarui: 21 Februari 2022   21:27 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kominfo, Polisi, dan Mengapa Tidak Ada yang Menuding Twitter, Soal Wadas?

Menarik apa yang terjadi di Wadas. Kisah yang khas negeri ini, begitu banyak persoalan yang melilit, sehingga yang aslinya malah tenggelam. Isunya katanya lingkungan, tetapi LSM lingkungan sama sekali tidak terengar. Malah LBH dengan segala kelengkapannya lebih riuh rendah.

Salah satu yang menjadi pertanyaan lebih lanjut adalah, adanya pembekuan akun media sosial milik warga yang menolak pengambilan batu darii desa Wadas. YLBHI menuding polisi, kemudian Kominfo, namun mengapa tidak menyoal pengelola media sosialnya.

Johnny Plate mengatakan, bahwa mereka, pihak Kominfo tidak terlibat sama sekali dalam hal pembekuan akun ini. Benar, dan   sudah semestinya, kemudian ia mengatakan akan menanyakan terlebih dahulu ke jajarannya.

Jawaban benar, tepat, dan normatif sebagai pejabat publik yang memang memiliki tanggung jawab yang pas mengenai pengelolaan media sosial.  Jawaban yang tidak melenceng dengan model denial ala pejabat biasanya, merasa paling benar.

Sejarah panjang keberadaan media sosial yang kadang mengalahkan birokrasi di negara-negara di dunia sebenarnya hal yang tidak asing lagi. Bagaimana FB, twiter, google sering menjadi obyek sengketa dengan negara-negara di dunia. Mengenai pajak,   ketaatan pada regulasi setempat, sering menjadi polemik.

Mereka, raksasa yang kadang berlaku seenaknya sendiri karena merasa memiliki kekuatan perlindungan dari negara adi kuasa. Para pencari keadilan hanya negara berkembang yang sangat mudah dikuasai.

Hal yang lucu dan aneh, ketika Kominfo mengurusi satu akun media sosial. Level kementrian tentu tidak sereceh itu.  meskipun Johnny Plate juga mengaku kalau mereka bisa saja melaporkan atau keberatan kepada pengelola plat form yang bersangkutan. Toh pengguna lain juga memiliki hal yang sama.

Polisi. Kepolisian juga keberatan dituding menjadi biang kerok pembekuan akun penolak penambangan batu. Mereka, polisi bahkan mengatakan, jangan sampai menjadi fitnah, ketika menuduh tanpa bukti.

Hal yang aneh dan lucu sebenarnya. bagaimana para pemain media sosial tentu akan paham konsekuensi atas aktivitas mereka.  Miris ketika mengaku kritis namun tidak berani menanggung risiko yang berat juga.

Pengelola media sosial sangat menjaga kewenangan mereka. Benar bahwa ada pilihan pelaporan, namun sangat tidak serta merta dan mudah menutup akun.  Lihat saja bagaimana akun-akun rasis, bahkan terorisme, atau pengunggah konten pornografi sangat susah untuk dihapus dengan sesegra mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun