Pendukung dan pemilih Jokowi itu gede. Jelas saja menang dua kali pilpres. Potensi massa mengambang ini yang seharusnya digarap, diolah, dan dijadikan pemilih. Namun perilakunya selama ini, Demokrat yang menghajar Jokowi membuat pemilih dan pendukung Jokowi ogah beralih mendukung Demokrat dengan kepentingan pencapresan AHY.
Sebuah bumerang yang tersaji karena ketidakcerdasan membangun narasi, opini, dan isu politik yang cerdas, bernas, dan mengena. Masalah kepemimpinan memang sangat krusial dan ironisnya, Demokrat mengalami kondisi itu.
Tahun 2024 masih terlalu jauh, namun Demokrat ternyata sudah makin kepayahan, sempoyongan, dan makin parah di dalam memilih cara berpolitik. Begitu banyak isu dan narasi yang bisa dibangun. Sayang menggunakan cara praktis yang sudah ketinggalan zaman. genggaman sih digital, tapi otal dan perialku masih manual dan ketinggalan zaman.
Terima kasih dan salam
Susy Haryawan  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H