Ganjar tercitrakan mirip dengan Jokowi. Beberapa sisi dalam kinerja dan pendekatan pada masyarakat memang mereka memiliki kemiripan. Ini bukan buatan Ganjar meniru Jokowi, namun memang identik.
Jika meniru itu akan sama persis aksi dan perilakunya. Ini cukup berbeda. Memanfaatkan media sosial yang sangat kekinian sangat membantu Ganjar mendapatkan poin dari masyarakat. Keluhan publik yang cepat ia respon itu point penting. Kerusakan jalan misalnya langsung bisa tertangani. Memotong banyak jalur birokrasi yang inefisien.
Jokowi tidak model demikian. Reaksi atas  masalahnya sama, cepat, tepat, dan tanggap dengan keadaan yang tidak baik. Solusi itu penting bagi negeri ini. Jelas  Ganjar tidak sedang duplikasi cara politik Jokowi.
Berasal dari rakyat kebanyakan. Keduanya identik, ada pula bedanya, Jokowi bukan termasuk kalangan menengah atas partai, Ganjar masuk kelompok ini. Namun keduanya bukan kelas elit atau top dari partai. Beda dengan Puan atau AHY, yang sangat terbuka untuk mendapatkan karpet merah.
Prestasi mereka yang membuat namanya melambung mengatasi para elit partai politik. Di sinilah persoalan muncul. Bagaimana selama ini negeri ini dikuasai oleh para elit. Ketika orang biasa mau naik kelas, mereka tidak suka.
Model kepiting masih begitu kuat dalam perpolitikan negeri ini. Yang kuat, gede, dan besar akan menindas, menginjak-injak yang lebih kecil untuk bisa membebaskan diri. Sama juga mereka ini akan mencapit yang kecil-kecil yang sudah mau bebas dan sampai di atas.
Identik. Lihat saja partai yang biasa dikuasai keluarga, trah, atau masih model kuno, feodal, tidak akan suka ada orang luar bisa berkuasa, moncer, dan memiliki pengaruh lebih gede. Â Kerajaan sudah tidak ada, namun sikap batin feodalnya masih demikian kuat dan menjadi sebuah kekuatan raja-ratu kecil di hari-hari ini.
Banteng masih aman hingga hari ini. Jangan sampai mengulang keadaan Demokrat. Posisi Megawati yang rela menyerahkan pada Jokowi yang lebih menjanjikan dalam pilpres 14, sangat mungkin terulang untuk pemilu 24.
Jauh lebih penting sekarang adalah menjaga nama ganjar agar tidak dirusak rival politik dengan aneka bentuk. Persoalan di dalam, mau serius atau permainan sih tidak menjadi soal. Tega larane ra tega patine. Lain jika rival dari luar, yang sangat mungkin akan menggunakan segala cara untuk bisa menjegal langkah yang sudah baik.
Masih akan lebih menarik dari hari ke hari menjelang pemilihan 24 nantinya. Menjelang tahunnya makin hangat dan seru.
Terima kasih dan salam