Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

KSAL atau KSAD Panglima TNI Mendatang?

5 Oktober 2021   20:35 Diperbarui: 5 Oktober 2021   20:51 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KSAL, Sumber: Tribunnews.com

Masa-masa genting rivalitas pilpres, Andika juga berperan cukup krusial dan tegas dalam menindak anak buahnya yang bermain politik praktis dan keluarganya bertindak tidak selayaknya keluarga prajurit.

Hal yang sama tidak ada dalam keluarga besar AL. Tentu saja ini bukan menjadi poin utama dan penting. Hanya soal popularitas keduanya dibantu kondisi politik yang terjadi.' Tentu saja  bukan hal yang utama.

Kesigapan Andika menyediakan tenaga pengganti sebagai pengemudi ketika Pertamina diboikot sopir, juga hal yang susah dilakukan oleh KSAL. Ini masalah, keberadaan dan jumlah anggota. Hal praktis yang sangat mungkin dilakukan oleh KSAD.

Menarik apa yang dipaparkan Setara Institute yang mengadakan survey pada 100 ahli. Mereka disodori pernyataan mengenai integritas, komiten pada antikorupsi, dan sikap netralitas politik.  Pada survey ini Andika reltif unggul, meskipun tidak cukup signifikan. Memang KSAU seolah tidak pada level yang setara.

Mengenai HAM, Andika mendapatkan poin yang kalah dari Yudo karena pemberitaan soal pelanggaran HAM, meskipun perlu klarifikasi lanjutan. Ini kan pemahaman dan pengetahuan dari para ahli yang ditunjuk menjadi responden.

Soal kedua yang Andika kalah adalah mengenai komitmennya pada pemberantasan korupsi. Bagaimana Yudo dikatakan lebih rajin melaporkan harta kekayaannya pada KPK dibandingkan Andika yang relatif tidak lancar pelaporannya.

Sikapnya pada politik, netralitas TNI pun Yudo dinilai unggul dari Andika Prakasa. Ingat, ini kata ahli yang disurvey, bukan kata dewan atau kata presiden.

Toh panglima itu  hak prerogatif sepenuhnya presiden, meskipun berkonsultasi dengan DPR. Sepanjang ingatan, Presiden Jokowi selalu hanya mengirim satu calon untuk menjadi Panglima TNI dan juga Kapolri, semua lancar-lancar saja.

Kali ini pun paling-paling juga sama. Tanpa ada kesulitan berarti. Paling juga catatan yang biasa saja.

Perlu menjadi perhatian adalah, masalah klasik, keamanan dengan masalah terorisme dan juga faham radikal yang sangat mungkin semakin susah karena HTI sudah dilarang secara resmi. 

Tetapi, toh masih saja nyaring bersuara dengan sangat susah diselesaikan karena sudah begitu banyak pihak yang telah menganut paham yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun