Artinya hanya  orang biasa, bukan tokoh besar yang bisa merobohkan KPK jika tidak ada Novel Baswedan.
Keempat, BEM harus tahu juga kalau orang bekerja namun tidak mau pindah tempat sekian tahun, padahal komisioner selalu berganti dalam rentang waktu, ini ada apa? Kalau orang pernah bekerja akan paham titik jeuh itu bisa membuat orang tidak kreatif. Mandul, dan bekerja sebatas rutinitas.
Nah, ada apa dengan Novel Baswedan yang tidak pernah mau bergeser dari posisinya? Kog tidak berpikir sama kritisnya dengan ketika mengancam Presiden Jokowi?
Kelima, memangnya KPK itu lebih gede dan lebih penting dari negara ini? Tidak. Sama  sekali tidak. Termasuk Novel dan yang tidak lolos TWK. Negara ini lebih gede. Jangan sampai Jakarta lumpuh demi sekelompok orang ini. Sudah masuk tindakan sabotase dan bisa makar, kalau pemerintah represif.
Kalian perlu belajar sejarah negara, bagaimana Orde Baru berkuasa, baru itu namanya mahasiswa, bukan emosional, tapi rasional dan pinter. Belajar lagi sebelum berbuat, apalagi bertingkah.
Keenam. Apa iya, MK, semua yang terlibat di dalam seleksi itu salah, dan lebih benar Novel Baswedan dkk yang jelas-jelas kelhatan kog ada masalah. benar, tidak ada yang sempurna dan selalu benar di dunia ini. Namun rekam jejak juga bisa terlihat kog mana yang lebih bisa dipercaya.
Ketujuh, tidak lolos dalam banyak ujian itu wajar. Tetapi mengapa hanya Novel Baswedan dkk ini yang ribut dan riuh rendah. Seolah dunia runtuh.Â
Patut dicermati dan ditunggu, mengapa bisa demikian. Ada apa sih? Falsafah orang kentut keknya tepat untuk menggambarkan demikian. Yang paling kenceng menolak, biasanya pelaku.
Ada sesuatu yang mau disembunyikan dan mencari aman dengan melibatkan banyak pihak dan lembaga. Lagi-lagi memangnya hanya Novel Baswedan saja yang tidak lolos ujian di dunia ini?
Kedelapan, negara ini sedang fokus pada pandemi. Aneh, ada sekelompok manusia gagal merasa pahlawan, hanya kurang dari 60 pribadi, namun ngotot yang bisa membahayakan jutaan manusia Indonesia secara umum.Â
Bayangkan jika benar BEM SI ini melumpuhkan Jakarta dan kemudian muncul ledakan covid gelombang ketiga, siapa yang bertanggung jawab? Jokowi salah lagi. Ini ngaco.