Usai sudah mentok semua, lembaga atau persekutuan agama dilibatkan, merengek ke Jokowi dan dijawab jangan dikit-dikit presiden, klan mereka mengatakan memang Jokowi tidak bisa apa-apa. Â Hal yang bagi Jokowi itu tidak penting maka tidak ada respons. Beda dengan pejabat baperan, tentu akan konferensi pers dan nangis.
Eh tiba-tiba mau dikaitkan dengan G-30 S, lagi-lagi narasi ngaco yang tidak membuat publik tergerak. Â Entah mengapa lembaga negara dengan kata depan komisi nasional dan juga Ombudsman tiba-tiba jadi LSM pembela sekelompok orang yang tidak lolos test kebangsaan.
Aneh dan lucu, dulu era Orba PMP atau PKN, atau matakuliah Pancasila 5 atau D jelas tidak lulus dan wajib mengulang. Â Ini aneh, ketika mereka tidak lolos, malah dibela mati-matian dan menyalahkan semua saja. Mulai testnya, pengujinya, dan tetek bengek yang tidak mengubah keadaan.
Eh tiba-tiba rengekannya terakhir soal pesangon dan uang pensiun. Oalah ternyata oh ternyata soal doit doang. Â Doit dan doit semata.
Padahal pembelaan selama ini yang terlontar, itu seolah hero yang ditendang karena kepentingan. Ternyata tidak demikian Pembaca...ha...ha....
KPK bukan lembaga yang pasti benar. Lihat saja anggaran dan yang diselamatkan itu sepadan tidak? Mengapa selama ini seolah jawara padahal hanya gede nama dan koar saja. Malah kini Kejaksaan Agung lebih garang.
Pernah kah ada yang disebut dalam peradilan, bahkan putusan yang ditindaklanjuti oleh KPK? Belum  pernah terdengar. Jauh lebih gaduh dengan aneka drama, OTT, konpres yang cenderung drakor banget, politis, dan kepentingan sangat kental.
Organisasi dan lembaga, namun ada sosok atau pribadi tertentu yang tidak pernah bergeser jabatan dan tugasnya. Ada apa? Aneh dan lucu. Bertahun-tahun ada di posisi yang sama persis.
Jika memang bersih, coba tunjukkan harta kekayaannya, sesuai tidak dengan profil dan pendapatannya? Jika benar, sederhana, apa adanya, dengan gajinya ia menghidupi keluarga, benar itu pegawai KPK penuh integritas. Tidak layak dibuang.
Isu dan kemudian terkuak juga hilangnya barang bukti, jangan-jangan ini yang biasa mereka tangani dan ketakutan akan terkuak, maka bersikukuh mereka yang terbaik. Ujung tersingkapnya kasus demi kasus tampaknya makin mendekat.
Ujungnya kog bicara pesangon, pensiun, orientasi jelas duit semata. Nah, ketika ada yang tertangkap memeras atau menerima suap, apa iya hanya satu dua pribadi yang menikmati itu? Padahal melibatkan begitu banyak pihak bukan dalam menangani maling khusus ini?