Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Novel Baswedan dkk, Hanya Memperjuangkan Pesangon Ternyata

21 September 2021   19:31 Diperbarui: 21 September 2021   19:32 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel Baswedan dkk, Berujung Cuma Pesangon Ternyata Perjuangannya

Jauh lebih penting dari soal Novel Baswedan adalah kekehnya Jokowi kalau bicara prinsip dan prioritas. Lihat saja dewas KPK, satgas tagih BLBI, UU Ciptaker, infrastruktur, bandingan dengan RUU KUHP, atau hal-hal yang tidak mendesak atau prioritas.

Benar kata Setya Novanto, kalau Jokowi itu koppig, keras kepala, dan susah diatur. Beda dengan yang mengaku tidak pernah ada yang bisa mendikte pas ia berkuasa, tetapi hasilnya memble.  Cukup panjang drama ala Novel Baswedan cs ini. Bagaimana mereka ini dalam perjuangannya malah sering kontraproduksi. Satu demi satu pernyataan mereka patahkan sendiri.

Bagaimana mereka yang getol menolak UU KPK baru, salah satunya dalah adanya dewas.  Mereka juga mendukung demo di tengah pandemi. Toh RUU tetap berjalan dan menjadi UU, dewas juga tercipta, dan mereka akhirnya mengadu pada dewas, soal nasib mereka.

Perubahan  status pegawai di bawah UU yang baru, adalah mereka ada di bawah dewan pengawas, dan juga UU ASN. Lagi-lagi mereka menolak, eh ujian mereka tidak lolos TWK. Ini awal babak baru drama berlarut-larut itu.

Pengumuman lolos seleksi ASN, ternyata ada yang tidak bisa melewati test wawasan kebangsaan. Langsung beramai-ramai menarasikan KPK dilemahkan, karena Novel Baswedan termasuk yang tidak lolos. Lha memangnya hanya Novel saja pengawai KPK? Ada apa?

Kemudian berkembang ke mana-mana, namun selalu saja dimentahkan dengan pernyataan sendiri. Bagaimana pernah dinyatakan,  pegawai yang penuh loyalitas dan berprestasi dibuang. 

Tidak lama kemudian ada OTT juga. Lha mana gambaran prestasi yang diklaim dan pernyataan dibuang. Jika memang hanya mereka, Novel dkk yang mampu, kan tidak bisa lagi OTT.

Selalu saja menuding penguasa tidak suka akan keberadaan mereka. Namun meminta bantuan Jokowi, presiden untuk bisa mereka bertahan di KPK. Ada apa?

Mereka juga pernah gembar-gembor kalau jadi ASN dan ada dewas mereka akan mundur. Lha ini sudah tidak lolos saja masih ngotot untuk bertahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun