Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Harapan Tidak Sekadar Optimis, di Antara PPKM, Bantuan 2T, dan Emas Olimpiade

2 Agustus 2021   20:40 Diperbarui: 2 Agustus 2021   21:00 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greysia/Apri. Sumber: Kompas.com

Greysia Polii pada tahun 2016  tidak berhasil pada gelaran Olimpiade Rio Brasil. Pulang eh partnernya cidera. Usia sudah kepala tiga, layak ia mau pensiun. Sang pelatih, melihat ada harapan, tidak sekadar optimis. Ia meminta Greysia menunda pensiun dan membimbing yuniornya.

Perjalanan panjang yang tidak terlalu meyakinkan sekelas emas olimpiade.  Ini tentu sangat terukur dengan capaian personal mereka, juga dibandingkan pada kelompok lain, mereka tidak cukup diunggulkan. Ini bukan meremehkan, namun memang hitung-hitungan jauh dari kata puncak prestasi mereka.

Toh harapan Eng Hian benar adanya. Hari ini mereka mendapatkan emas olimpiade. Greysia bisa pensiun dengan bangga pada puncak prestasi. Yuniornya pun ada pada posisi yang sangat bagus untuk mampu mendampingi pasangan barunya.

Harapan, bukan sekadar optimis. Orang sering jatuh karena berpikir optimis, dan melupakan masih ada  sisi lain yang belum dilibatkan.  Bangsa yang sangat religius, namun sering abai pada sisi spiritualitas. Menafikan kepercayaan dan harapan, masih ada yang Lebih Berkuasa.

Pesimis menghadapi pandemi sebagaimana didengung-dengungkan pihak yang memang jiwanya kerdil, pesimis, dan maruk kekuasaan membuat keadaan tidak lekas membaik. Syukur bahwa Presiden Jokowi seorang spritualis tulen yang penuh pengharapan.

Ia paham betul keadaan rakyat, karena ia turun sendiri ke lapangan. Mengecek keadaan warganya dengan mata, telingan, dan kehadirannya sendiri. Ini mematahkan semangat pihak yang bersebrangan yang berdiri pada menar gading, dengan teropong mereka menerka, mengasumsikan, dan kemudian meneriakkan gagasan usang.

Waktunya bekerja cerdas, bukan berteriak keras. Kala harapan tidak sekadar optimis yang bisa jatuh pada pesimis. PPKM selayaknya masih diperpanjang dengan melihat faktual yang ada. Keadaan yang membaik tidak layak dirusak dengan ketidaksabaran semata.

Semua ada waktunya, jangan lepas harapan, apalagi jatuh pesimis seperti oposan dan barisan sakit hati. Optimis menuju harapan, bukan pesimis demi masa depan negeri yang lebih baik.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun