Pertama, Demokrat bisa dikatakan partai  paling abai pandemi dan covid, fokus mereka hanya 24 dan pilpres dengan segala cara. Termasuk membuat publik terpapar itu sebagai hal yang biasa.
Kedua, jika partai egois dan hanya mementingkan kepentingan sendiri, Demokrat dan AHY, dengan mengorbankan publik, apakah layak dipercaya memimpin negeri ini? hal yang sama akan terus terulang. Negara dan rakyat menjadi ancik-ancik semata.
Ketiga, banyak hal bisa dilakukan untuk mengatasi pandemi, namun mereka malah menggunakan pandemi sebagai sarana menghajar pemerintah. Ini sekaligus menunjukan mutu kepemimpinan Demokrat secara utuh.
Keempat, tidak memiliki kepedulian bagi bangsa dan negara, selain jabatan dan kekuasaan. Miris, rakyat tidak ada dalam benak mereka, mengaku dan menjadikan banner berkoalisi dengan rakyat, namun menyengsarakan rakyat.
Kelima, pemerintahan sekarang membuka borok kegagalan pada masa lalu, dan ini dengan segala daya dan upaya mau mereka akhiri agar tidak semakin membuka aib sendiri.
Keenam, sayang bahwa mereka justru makin menguar kegagalan mereka, bukan karena Jokowi, namun sikap oposan mereka yang berlebihan dan itu justru kunci membuka borok mereka sendiri.
Padahal banyak hal bisa mereka lakukan dan itu adalah tiket untuk menjadi apa saja. Era politik kerja, bukan sekadar pencitraan. Sayang memang Demokrat digawangi generasi muda secara usia, namun pola pikir manula pakai banget.
Menyerang pemerintah, bahkan Jokowi secara pribadi itu sia-sia. Prabowo sudah membuktikan, kog diulangi oleh AYH dan Demokrat. Modal Prabowo dalam banyak hal jauh lebih menjanjikan dari apa yang dimilii AHY. Ini yang tidak cermat dilihat oleh jajaran elit Demokrat.
Ada masalah dalam melihat cara mengambil hati rakyat. Kini masyarakat melihat rekam jejak kerja jauh lebih mudah dan murah. Eh malah menggunakan era jadul di mana warga bisa dikibuli dengan aneka kamuflase seperti masa-masa lalu.
Kemudaan AHY, EBY, dan jajaran Demokrat selama ini tidak terlihat. Posisi Demokrat yang masih saja ngotot pencapresan AHY dan juga mau menaikan suara partai makin berat dari hari ke hari. Tidak ada yang baru dan menjanjikan kebaruan, selain menjual narasi kegagalan. Padahal itu kegagalan sendiri yang disematkan pada pihak lain.
Anisa sebagai pendamping AHY seharusnya menjadi pembelajaran, untuk semakin peduli, bukan malah abai demi mendapatkan keuntungan sendiri dan partai. Â Melihat hingga hari ini, susah berharap Demokrat bisa lebih baik.