Bisa saja, mereka berdua itu menjadi pemicu untuk memperlihatkan mutu dan kwalitas teruji dari Dudung Abdulrahman. Katalis, bukan penyebab. Jadi bisa saja berterima kasih pada mereka.
Keputusan yang sangat berani. Di tengah ketidakjelasan persoalan politik, ideologi, hukum, dan narasi yang masih simpang siur, sangat mungkin keputusan itu bisa keliru. Jabatan dan pangkatnya jelas akan berakhir.
Gamang dan gagap kadang membuat orang takut. Â Jiwa militer memang tidak boleh seperti itu, Â layak jika mendapatkan promosi. Ini adalah karakter pemimpin yang cepat dan tepat. Sering orang itu cepat tapi luput, kebat klewat kalau orang Jawa menyebut.
Wajar menjadi seorang panglima pasukan komando strategi. Memimpin pasukan yang memang memerlukan strategi dengan cepat dan tepat dalam pertempuran. Negara, dunia, dan keadaan aman pun tidak bisa dilepaskan dari keberadaan pasukan dan militer. Toh, keberadaan mereka juga masih diperlukan.
Apakah akan melaju menjadi AD-1 atau bahkan Panglima TNI suatu saat? Siapa tahu, bisa jadi demikian, karena memang kinerjanya baik, pada waktu yang sangat krusial.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H