Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Simalakama Polisi Menghadapi Ujaran Kebencian

17 Mei 2021   09:15 Diperbarui: 17 Mei 2021   13:42 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya kepentingan politik. Ketika ada pada satu barisan pembelaan bak babi buta sebagai ebnar adanya. Padahal jelas-jelas melanggar hukum dan aturan. Sempat dulu membuat pemerintah, polisi jerih dan mmbiarkan. Kini makin susah karena akarnya sudah ke mana-mana.

Pada akhirnya penanganan yang tidak menyeluruh, kadang tebang pilih, membuat itu semua menjadi sebuah kebiasaan baru. Mengerikan jika didiamkan saja akan menjadi tabiat, bahkan bisa membudaya di tengah negeri ini.

Kelompok pembela HAM yang sudah susah dipercaya keotentikannya, ketika dikit-dikit teriak HAM, padahal pagi terpidana mati narkoba saja dibela. Pasti nanti aksi-aksi model ini jika dihukum mereka juga akan pansos dan teriak HAM. Lha memangnya HAM membolehkan orang mencaci maki? HAM macam apa jika iya?

Penanganan kalangan elit dengan model mengaku dibajak dan didiamkan saja, kemudian ketika publik sudah agak lupa berulah lagi.  Kelompok ini diwakili yang mengaku oposan. Tapi sejatinya penggila kekuasaan yang tidak kebagian kursi. Meradang dan menebarkan caci maki.  Mereka ini bisa berbuat apa saja, padahal sangat mungkin hanya demi menutupi perilaku bejat mereka.

Kalangan bawah akan diurus, ditangkap, dan kemudian menggunakan meterai. Selesai, apakah berubah? Mungkin iya, tetapi yang lain tidak takut dan berbuat yang sama.

Hukuman penjara mungkin berlebihan dan jelas tidak efektif bagi bangsa. Pemborosan jelas. Untuk terpai kejut bisa melakukan terobosan untuk kerja sosial. Kini sangat terbuka kesempatan, suruh menjadi relawan di tempat isolasi dan perawatan covid. Ibu-ibu dan perempuan.

Laki-laki suruh menyapu jalan dan menyeberangkan pada titik-titik keramaian yang membutuhkan jasa penyeberang jalan. Atau malah keras lagi penggali kubur pemakaman covid.

Jangan teriak HAM dan merasa berlebihan. Lha namanya hukuman ya pasti berlebihanlah, biar ada efek kejut dan jera.

Polisi kerja keras dan serba salah, karena kesalahan dan eforia puluhan tahun tanpa kendali. Seolah menjadi bangsa bar-bar tanpa aturan. Padahal berlimpah aturan, namun lemah dalam aplikasi. Sikap tanggung jawab rendah pula. keegoisan menjadi sebuah gaya hidup baru. Diri selalu benar dan pihak lain salah.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun