Jika tidak percaya polisi, lha Komnas HAM juga tidak percaya? Jika hanya percaya opini sendiri, ya sudah tidak usah hidup bernegara. Kan aneh dan lucu, semua pihak yang mengatakan A ada yang mengatakan B sendiri dan kemudian mengatakan yang percaya A salah.
Padahal instrumen yang dimiliki pihak yang mengatakan A lebih lengkap, Â luas, dan menyeleuruh. Penganut yang mengatakan B selama ini rekam jejaknya juga tidak jelas dan relevan.
Nah dengan demikian, malah menunjukkan bagaimana kelas kedua maestro itu di dalam kancah berbangsa dan bernegara. Keduanya memberikan warna yang berbeda. Toh itu kekayaan bangsa dan negara ini. Mana lebih baik atau buruk silakan terjemahkan dan maknai sendiri.
Keduanya juga menyumbangkan jasa pada porsi masing-masing. Kembali kepada publik untuk memberikan penilaian dan penghargaan seperti apa.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H