Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Banjir, Menghajar Ganjar dan Mengiris Anies

8 Februari 2021   13:17 Diperbarui: 8 Februari 2021   13:28 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan lainnya, tidak ada perbandingan yang mencolok era Ganjar dengan era Bibit, zaman Ismail sekalipun. Mau dipersoalkan bagaimana lagi, karena perkembangan pembangunan Semarang itu sangat jelas. Perbedaan mencolol bahwa ada pemimpin yang bekerja membangun kota.

detik.com
detik.com
Itu alasan di mana publik kemudian mengejar Anies Baswedan dan tidak dengan Ganjar Pranowo. Ini tidak bicara soal dukung atau tidak suka. Sama sekali tidak ada. Lihat fakta di atas itu  semua logis, jangan nanti bicara karena tidak suka. Jika berkomentar demikian, tunjukan mana yang salah dan lebih benar.

Konsekuensi logis bagi Anies Baswedan yang sering bicara di depan publik dan media. Dengan banyak pernyataan dan omongan, termasuk narasi, orang layak menagih, ketika kenyataan yang  ada di depan mata berbeda sangat jauh dengan apa yang dinyatakan.

Lebih baik, bijaksana, dan pas, itu bukan bicara pemimpinnya sudah berbuat apa, namun perilaku kita masing-masing, di dalam menjaga lingkungan. Ingat ini mengenai banjir, peran manusia cukup besar. Pohon jelas makin sedikit, lha di kampung saja orang sudah ogah menanam karena enggan kotor, bukan karena lahan tidak ada.

Kebiasaan membuang sampah ke got yang akan hanyut ke sungai. Ini penyakit klasik yang entah kapan bisa terselesaikan. Budaya nyampah yang memilukan, karena hampir semua lapisan masyarakat menjadi pelaku. Membuang sampah sembarangan.

Menutup alur sungai demi pembangunan pribadi. Cek di sekitar masing-masing, kisaran 10 tahun ke atas, apakah sungai atau gotya sama dengan hari ini? Jika iya bagus, namun kog tidak yakin masih seperti dulu keadaannya.

Pembangunan tanpa perawatan. Ibukota kecamatan minimal, sudah ada pemasangan got permanen dengan kotak cor. Namun, apakah pernah dibersihkan? Apalagi bicara rutin. Lagi-lagi ini sikap mental. Bagaimana memperbaiki sikap batin dan perilaku masyarakat agar lebih baik.

Egoisme kelompok. Lihat saja orang-orang membangun dengan membuat talang yang dibuang ke jalanan. Air meluap ke mana-mana tidak masuk ke got, bahkan banyak pembangunan jalan tanpa membuat got yang cukup layak.

Jalan lingkar, jalan tol baru, atau perumahan baru biasanya membuat bencana banjir di kawasan sekitarnya. Pengalaman-pengalaman yang terus terulang. Terlupakan atau terabaikan ketika musim kemarau.

Ribut ketika kejadian, namun tidak pernah mengubah kebiasaan. Menyoal pimpinan  tanpa mau mengganti kebiasaan. Padahal jika mau sedikit saja mencoba bebenah bukan tidak mungkin ada perubahan.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun