Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ada Apa dengan AHY?

3 Februari 2021   05:49 Diperbarui: 3 Februari 2021   05:58 1312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KLB itu jelas hanya bisa dilakukan pihak yang memiliki suara. Sangat logis, bahwa yang mau berkudeta ada di dalam internal. Kecuali mau bar-bar seperti era Orba, ini jelas tidak akan mungkin Menkum dan HAM tidak seceroboh era masa lalu. Artinya masalah itu ada di dalam tubuh Demokrat sendiri. Nah jika demikian, beberapa hal ini layak dicermati;

AHY gagal mengelola konflik internal dan menumbalkan pihak lain. Hal ini  istana dan  Jokowi secara tidak langsung. Point buat lawan Moeldoko yang malah mendapatkan angin segar iklan gratis.

Medengar informasi yang sangat mentah sudah bereaksi. Menunjukkan kapasitasnya masih terlalu hijau di dalam berpolitik dan pengalaman mengelola masalah.  antas saja Semesta tidak memberikan jabatan Gubernur DKI kepadanya.

Internal banyak yang kecewa, padahal bisa melakukan konsolidasi ke dalam dan meyakinkan publik bahwa ini hal yang masih mampu kita atasi bersama. Siapa tidak suka silakan pilih, keluar atau kita maju dalam KLB. Siapa takut bersaing.

Memperlihatkan bahwa AHY takut kalah, karena pemberian jabatan yang malah makin terbuka  aklamasi kemarin itu hanya sandiwara. Tidak kehendak  akar rumput dan pemilik suara yang benar-benar  tulus, namun karena pengaruh, entah kardus, entah intimidasi.

AHY sangat mungkin bisa eksis dengan menguasai Demokrat dengan cara yang elegan, ksatria, dan milenial. Sayang malah memilih cara kolonial dan feodal. Kesalahan sebenarnya jelas kog permainan ngaconya itu ada pada bapilu.

Bapilunya jelas susah untuk bisa menaikan posisi tawar Demokrat. Ngacolah ia dan AHY ikuti kengacoan itu sebagai sebuah upaya menarik simpati. Kalau mau main politik cemar asal tenr, belajar dulu dari Anies Baswedan dulu. Ia ahlinya.

Makin memperlihatkan desas-desus, pemikir  Demokrat itu Ibu Ani. Usai kepergiannya, selesai sudah. Makin suram dan kelam yang terjadi.Padahal sempat keren ketika mengadakan safari Ramadhan, berteu Bu Mega, Mbak Puan, Pak Jokowi, eh malah berhenti. Padahal itu bagus, bagi negara juga. Politik satru berhenti. Eh malah ganti pola nyinyirisme yang lebih akut.

Sayang, pilihan sudah dilakukan dan dijalankan. Susah untuk mengubah cara bermain cantik. sudah belepotan dengan noda di sana sini. Selesai sudah Demokrat. Dan itu karena tangan AHY yang gagal, bukan Jokowi.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun