Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

AHY Dikudeta, Kok Jokowi?

1 Februari 2021   19:11 Diperbarui: 1 Februari 2021   19:30 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eh tiba-tiba mengaku ada upaya kudeta, bersurat kepada Jokowi pula. apa relevansinya coba? Apa Jokowi bisa memerintahkan, menghentikan, atau mengupayakan jika benar ada lingkarannya yang terlibat? Cukup aneh. Mengapa?

Pertama, di atas sudah panjang lebar bukti Demokrat itu bukan apa-apa lagi dalam kancah perpolitikan. Tidak cukup memberikan dampak untuk ikut terlibat banyak. Untuk apa mengudeta Demokrat? Jauh lebih tepat jika yang dikudeta itu PDI-P, Golkar, atau Gerindra. Mereka cukup signifikan dan memiliki jaringan serta tokoh cukup kuat.

Kedua, suara mereka di dewan juga tidak cukup kuat. Keberadaannya yang tidak besar itu  seolah tidak berdampak. Tidak pernah terdengar mereka menjadi bahan untuk ditarik ke sana atau ke sini ketika ada isu atau fenomena politis.

Ketiga, kebiasaan main dua kaki telah membuat pihak lain ogah bekerja sama. Berkali ulang Demokrat memainkan dua kaki. Berbagai isu mereka seolah netral, tetapi terlihat ngaco terutama dalam UU Cipta Kerja. Sejak awal mereka ikut, pada ujung tiba-tiba menolak. Hal yang terlihat dengan gamblang.

Keempat, mengapa Jokowi? Mau memperlihatkan bahwa AHY adalah ketua umum yang sangat besar, memiliki jalur khusus, bahkan bersurat kepada presiden. Hal yang bisa pula dimaknai sangat jauh berbeda.

Kelima, berkaitan bersurat kepada presiden, malah mempertontonkan kualitas dan mutu dirinya yang tidak mampu menjadi kendaraannya aman-aman saja. Sama juga ada laporan kendaraannya yang parkir di mall ada yang mau mengambil, belum sejauh itu, ada gelagat orang yang mencurigakan. Padahal bisa saja mau nebeng spion atau lainnya. Malah lapor pada camat.

Keenam, dengan mengaitkan nama Jokowi, bisa juga orang menafsirkan, mencurigai Jokowi terlibat di sana. Hal yang cukup mendasar, ketika banyak hal, sering mengaitkan dengan Jokowi. Bisa dicek via google. Bagaimana mereka meradang ketika ada penyebutan dalang rusuh demo lalu. Tanpa menyebut Demokrat, namun mereka malah menyerang Jokowi.

Jangan kaget, kalau kemudian akan lahir meme dan edekan bahwa AHY cengeng. Padahal kudeta dalam parpol sangat  biasa. Lihat tuh Amien Rais, malah ditendang anak dan besannya. Tommy Soeharto, Megawatie dulu juga pernah mengalami. Sependek ingatan tidak ada yang bersurat kepada Jokowi dan juga Soeharto. Gus Dur pun mengalami, jadi bukan hanya dia sendiri.

Lebih memilukan jika tidak cukup valid data yang ia terima, malah memperpanjang kegagalannya sebagai ketua umum. Timnya perlu dirombak untuk mendapatkan komposisi yang lebih baik dan lebih menjual untuk kedepannya.

Jauh lebih elok, AHY fokus untuk menjadikan Demokrat itu seperti apa, dari  pada menciptakan lelucon politik yang malah cenderung naif dan tidak menjual. Sayang dengan potensi yang ada, nama besar, kendaraan mentereng, namun salah manajemen dan bisa berabe.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun