Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Abu Janda "Membentuk Koalisi" Anies-Susi Versus Risma-Riza, AHY Kuda Hitam

31 Januari 2021   14:10 Diperbarui: 31 Januari 2021   14:17 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demokrat bisa menjadi kuda hitam. Keberanian memainkan kunci untuk mendapatkan partner yang sepadan, kakap, dan menjadi kunci atau kartu utama. penguasaan ultrakanan sangat mungkin. Sumber dana bagi mereka tidak masalah. Kendaraan jelas tersedia, mercy. Tinggal mencari tandem yang menggigit dan menggebrak.

Bisa juga menjadi prince maker, menjadi pengusung semata. Tetapi ini sangat sulit, panggung tidak akan diberikan oleh Demokrat kepada pihak yang potensial menjadi pesaing di 24. Pilpres. Mau mendompleng bagaimanapun susah.

Jauh lebih realistis ia maju dengan menemukan pasangan yang sangat kuat dan tidak terbantahkan. Komposisi yang ada, jika dipecah dan AHY masuk, sama susah dan beratnya. Apalagi Risma AHY, hampir mustahil. Masih ada peluang AHY-Riza, Anies-AHY, atau AHY-Susi.

Masalahnya adalah, apakah AHY mau, turun kelas. Sebenarnya tidak ada yang salah sih, bahkan jauh lebih bagus dengan demikian. ia bisa unjuk prestasi dengan membangun Jakarta. Itu panggung yang kemarin sudah ia jajaki. Sayang, lima tahun ini ia tidak serius menggarap itu. menyasar nasional terus yang belum tentu bisa ia dapatkan.

Ini momentum, ada kesempatan, termasuk bersama Anies Baswedan yang masih labil, belum mendapatkan kendaraan dengan pasti. Gerindra lebih cenderung membawaa Riza, kalau ia percaya Anies adalah bagiannya, tentu kemarin tidak ngotot menempatkan Riza sebagai wakil.

Kejelian AHY dan tentu saja SBY sebenarnya di sini. Berani mengambil risiko kecil namun bisa menang banyak untuk pilpres. Dua tahun lebih dari cukup, Jokowi juga kisaran dua tahun naik kelas. Sudah ada pengalaman yang terjadi.

Tampaknya Demokrat tidak mengambil kesempatan itu. Mereka akan fokus 24, namun jika melihat modelnya sampai saat ini, nasib 19 akan terulang dialami AHY dengan Demokrat.

Permainan baru para elit parpol untuk membawa narasi pilkada serentak 22 atau tetap 24. Makin pelik permainan karena  pemain baru merapat. Kalau bahasa Eyang Pram, dalam Rumah Kaca, Pangemanan ini sedang mengawasi para pemain ini bergerak. Ke mana dan mau bersama siapa. Semua masih cair, perpindahan koalisi masih sangat mungkin.

Konteks tentu ketika pilkada berpindah pada 22. Pun masih juga terbuka menjadi berbeda kalau KPK, kejaksaan, atau kepolisian berurusan dengan salah satu atau salah dua di antara para pemain tersebut. Mash jauh, hanya untuk asyik-asyikan saja.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun