Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Arogannya Anak Presiden, Menggugat Rp56 M

25 Januari 2021   20:57 Diperbarui: 25 Januari 2021   21:04 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

www.shutterstock.com
www.shutterstock.com
Tuntutan kepada pemerintah ini bukan hanya sekali, berkali-kali, coba cek via media pencarian. Begitu banyak aksi langsung legal mereka. Apakah mereka tidak menggunakan cara ilegal? Bisa jadi.  Tetapi bahwa itu tidak pernah terjadi pada masa lalu. Unik dan sangat menarik ini, ada apa?

Ketujuh, jadi Tomy baru merasakan menjadi rakyat. Bagaimana rakyat yang sejak dulu digusur dengan tanpa daya, tentara dengan bedil yang maju, bukan uang ganti untung. Apalagi jika dipakai untuk kepentingan pribadi atau sekadar kantor pemerintah. Apanya yang salah coba?

Miris sebenarnya, jika melihat apa yang sederhana namun menjadi berbelit dan ribet. Sepanjang sudah ada sosialisasi, sudah ada kesepatan harga, dan ada kesempatan dialog untuk menemukan titik tengah. Sangat berlebihan jika menuntut karena miliknya terganggu. Ini malah bisa dikatakan subversif kalau meminjam istlah Soeharto. Alasan mengada-ada, cenderung hanya menghambat pembangunan, bukan malah membantu.

Apa yang Tomy lakukan ini justru mau memperlihatkan watak asli apa yang Soeharto lakukan.  menjadikan rakyat sebagai pihak yang kalah, lemah, tidak berdaya. Nah kini, ketika rakyat itu berdaya, pemerintah tidak melakukan ketidakadilan, namun diasumsikan oleh Tomy pemerintah melakukan pelanggaran. Siapa yang subversif jika demikian?

Pemanfaat alam demokrasi. Hukum menjadi panglima. Ujungnya kalah toh masih bisa menuntut legalitas yang dilindungi hukum. Bayangkan jika itu terjadi masa Soeharto. Paling dekat yang perlu diketahui ya rusuh '98. Itu karena Soeharto tidak mau ada koreksi atas perilakunya selama 32 tahun. Demokrasi semu yang diagung-agungkan itu mau dipertahankan. Mana ada yang berani membawa pemerintah, Soeharto ke pengadilan, pasti hilang.

Perlu dingat apa yang terjadi dengan Sukarno, salah satu pendiri bangsa, senior Soeharto, presiden pertama, merana di wisma hingga meninggal. Pemikirannya melalui buku pun dibungkam puluhan tahun. Apakah ada yang membawa ke pengadilan? Mau mati? Kembali, Tomy menunjukkan mana yang benar dan tidak.

Apa yang dilakukan Tomy itu baik. Memperlihatkan keadaan pemerintahan era bapaknya dan kini, baik mana, manusiawi mana, dan taat hukum mana. Maka klaimnya rindu pemerintahan Orba itu sudah dimentahkan sendiri oleh anaknya. Maunya keren dan kritis eh malah mules.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun