Belum kejadian saja, sekelas anggota dewan bisa berteriak-teriak antivaksin, apalagi kalau ada vaksin lain, swasta lagi. Malah menambah beban bukan meringankan kinerja pemerintah.
Keempat, soal harga pastinya akan berbicara pada tataran bisnis, tidak akan lebih murah dari gratis sebagaimana yang dilakukan pemerintah. Pengusaha tentu akan mencari yang terbaik dan harga mahal pun dibeli kalangan berduit. Lagi-lagi  menciptakan peluang adanya pemisahan dikotomis di lapangan. Apalagi jika bicara hasil yang kadang demi iklan dan laku jualan mereka akan klaim dan jika tidak hati-hati merendahkan yang dibagikan.
Siap tidak pengusaha untuk bermain fair dan pemerintah menanggapi dengan sigap jika terjadi gejolak di tengah masyarakat. Hal yang bagi pelaku bisnis bukan pertimbangan, namun berbeda dengan pemerintah dan pemain politik.
Bicara anggaran kog tidak akan banyak selisihnya. Siapa yang mandiri itu jelas kalangan tertentu, dan mereka juga sudah terhitung sebagai penerima gratis. Teknis sederhana sebenarnya, sangat mudah memang untuk kalkulasi ini, tetapi malah menambah ribet karena faktor politik dan sosial yang jauh lebih ruwet. Belum lagi perilaku abai dan seenaknya sendiri di dalam berbangsa. Mengaku sudah mandiri padahal karena tidak mau, dan ada surat sudah vaksin, siapa yang bisa mengontrol?
Keadaan sudah mulai stabil. Narasi jelek soal vaksin sudah reda, mau agama, mau pemain politik relatif sudah seia-sekata, tidak usahlah faktor ekonomi  juga ikutan menjadi beban baru dengan gagasan mereka, jelas provit orientasinya. Masih banyak peluang kog. Jalani saja yang ada.
Capek setiap saat hanya membaca dan mencerna pro dan kontra yang sebenarnya tidak mendasar. Hanya soal kepentingan dan mendapatkan fee atau tidak. Sekadar calo bukan produsen. Gagasannya sih membantu pembeayaan, lha dampak lainnya jauh lebih mahal. Ya buat apa?
Ribet dan malah makin berat bagi pemerintah. Susah untuk menahan laju pemisahan atas perbedaan yang ada. Menciptakan ruang untuk berselisih, suka atau tidak, masih banyak pelaku dan penyuka negara kisruh sedang menanti di pojokan untuk menciptakan narasi agar negara  tidak stabil. Tidak perlu menambah masalah yang sudah bisa diatasi dengan relatif baik.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H