Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Yaqut Cholil Qoumas, Film "?" dan Tontonan Liburan Sepanjang Masa

23 Desember 2020   09:32 Diperbarui: 23 Desember 2020   09:36 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sikap curiga dan saling memusuhi itu diciptakan. Siapa-siapa di balik itu tidak penting. Namun bagaimana membentengi diri dan relasi bersama dengan sikap kasih. Kecurigaan bisa terkikis jika mau membuka hati dan mengedepankan kasih.

Urusan politik ekonomi yang membuat agama berseteru, bersitegang, dan ujung-ujungnya adalah pemaksaan kehendak, kekerasan, dan mirisnya pertumpahan darah. Hal-hal yang jauh dari esensi agama yang sejati.

Natal itu suka cita, damai sejahtera. Ini adalah perayaan, bukan soal teologis yang mau dipaksakan, jika orang menjadi alergi. Itu juga silakan, tidak ada paksaan untuk tetap menonton.  Tetapi hargai dan juga hormati hak pihak lain yang mau memberikan dukungan dengan sikap toleran mereka.

Yaqut Cholil Quomas telah memberikan bukti selama ini menghadapi kelompok-kelompok intoleran. Ia telah menjadi garda terdepan untuk Nusantara yang memangg Bhineka Tunggal Ika. Pidato perkenalannya juga demikian. Layak ditunggu ketika sudah menjabat. Mengapa?

Jabatan itu tidak sendirian, dan itu sangat susah. Politik, bisnis, dan juga aneka kepentingan sangat mungkin berkait-kaitan dan menjadi kondisi tidak mudah. Lihat Menag Fahrul Razi juga mengelegar dan menggebrak awalnya. Toh sam saja. Ini bukan soal kemampuan dan keberanian semata, namun bagaimana menyikapi berbagai-bagai kepentingan.

Agama itu inpirasi. Bagus, sepakat, dan setuju banget. Semua berlandaskan petunjuk agama, bukan semata labelnya, namun justru esensinya. Nah masalahnya adalah, bagaimana sampai pada esensi ketika orang riuh rendah pada yang masih sekelas label.

Film "?" tanpa mau melihat sudah menghakimi, menggunakan paradigma dan asumsi kebiasaan. Miris, jangan salah, ini juga merasuki elit umat beragama. Tidak semata umat awam, termasuk petinggi dan tokoh beragama. Semua agama memiliki potensi yang sama, mau merusak atau membangun itu pilihan.

Inspirasi dari sikap toleran Riyanto bisa menjadi inspirasi ataupun masukan bagi siapa saja yang memang berkehendak untuk menggali agama sebagai sumber inspirasi. Kekayaan agama bukan malah direduksi menjadi remah-remah yang melemahkan.

Selamat bertugas Menag Yaqut dan selamat menginspirasi orang beragama di Nusantara yang sekian lama telah tersesat dan menyesatkan diri. Harapan besar masyarakat bukan hanya waktu pelantikan tentunya.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun