Mengapa mereka berdua khususnya tetap bisa menang meskipun banyak kendala? Rekam jejak dan kinerja Jokowi. Lihat saja pengalaman AHY, Titik, Prabowo, atau juga Tommy Soeharto, mereka terseok-seok padahal ada yang dengan karpet merah. Mengapa? Ya karena rekaman masa lalu bapaknya tidak cukup baik untuk membantu naik.
Pemilih melihat sosok dan tabiat Jokowi. Hal positif yang ada pada pilihan-pilihan Jokowi tentu saja diharapkan untuk bisa mereka lakukan dan kerjakan dengan kapasitas masing-masing. Â Ini bisa harapan sekaligus juga beban. Jangan sampai mereka berdua mlendek dan malah mempermalukan Jokowi sang mentor dan sekaligus orang tua mereka yang telah gilang gemilang membangun daerah dan negara ini.
Kini saatnya mereka berdua membuktikan, bukan karena nama Jokowi namun karena kinerja mereka berdua yang moncer dan bisa membuat mereka naik pangkat pada saatnya, gubernur dan siapa tahu menteri dan presiden di kelak kemudian hari.
Hati-hati soal korupsi. Jangan sampai hal ini menjadi noda bagi nama baik Jokowi hingga hari ini. Muda dan belum paham seluk beluk politik, bukan orang partai langsung pula, sangat mungkin dan terbuka untuk "dikerjain", ingat Ahok. Kinerja belum tentu aman kalau tidak mampu mengelola dewan sebagai kepanjangan tangan partai. Ke depan akan makin baik sih, itu harapan juga.
Pembelajaran bagi anak-anak petinggi negeri, jalani dengan  proses dan perjuangan, rendah sekelas kepala daerah tingkat dua, apa salahnya? Jika sukses toh bisa naik jenjang. Kalau gagal bisa untuk belajar lagi dan lagi.
Pesta demokrasi di tengah pandemi telah melakukan pemilihan, menunggu hitung manual, pengumuman, dan penetapan, kemudian pelantikan. Sejarah baru tercipta, ada anak dan menantu presiden menjadi  wali kota. Mau aji mumpung atau apa, itu konsekuensi demokrasi, saatnya menunggu bukti kerja.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H