Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menanti "Pembalasan" Prabowo

28 November 2020   12:08 Diperbarui: 28 November 2020   12:14 1533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Prabowo itu egonya tinggi. Wajar, pasukan tempur,  komando elit, menantu orang nomer satu di RI,capres dua kali pula. Lingkaran  mereka yang cenderung fanatis juga menambah sikapnya lebih mengedepankan ego. Lihat cara menangkis serangan dalam kampanye dan bahkan debat pilpres memberikan pembuktian itu.

Kemarahan, emosional, dan sikapnya yang meledak-ledak itu memperlihatkan sikapnya itu. apakah akan diam saja melihat anak ideologisnya "dipermalukan" demikian?

Jika itu adalah pembongkaran kejahatan, lebih baik sih, jadi model tiji tibeh, siji tiba tiba kabeh, jatuh satu, jatuh semua. Cara pembersihan kejahatan yang seharusnya demikian. Balas berbalas, hantam menghantam untuk membongkar kejahatan, bukan malah membela dan  menyembunyikan, yang selama ini biasa terjadi. Lokalisasi persoalan.

Siapakah yang akan menjadi korban perlawanan dan pembalasan Prabowo? Bisa siapa saja. Ingat jaringan Prabowo juga tidak kecil. Keberadaannya di kementrian membuatnya makin memiliki kuasa untuk melakukan banyak hal. Tentu bukan perlawanan inkonstitusional. Cara-cara hukum masih banyak. Kasus korupsi di mana-mana ada kog. Mau yang pusat apalagi daerah.

Kesempatan bersih-bersih ya dengan cara saling membuka kartu bukan malah menutupi dan menyembunyikan  masalah demi melindungi pihak-pihak tertentu. Kejaksaan dan KPK bekerja sama, bukan malah saling mengintai dan menjatuhkan demi kepentingan pihak terntunya.

Saatnya bebersih dan bebenah, jangan hanya terus menjadikan itu harapan. Masyarakat hanya berharap dan malah elit kembali menutup akses untuk bisa terkuak dengan semestinya. Apakah ini akan demikian lagi?

Waktunya berubah, bukan tetap seperti dulu terus menerus, melindungi atau menyasar pihak lain, namun tidak demi kebaikan negeri, demi hasrat balas dendam, kadang tidak terukur dan ngasal semata. Jangan korbankan negeri demi kepuasan pribadi dan kelompok. Pun jangan rampok kekayaan bangsa ini demi kantong sendiri.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun