Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Caplin, Nobita, Wani Piro, Antara Iklan Rokok dan UU ITE

23 November 2020   14:04 Diperbarui: 23 November 2020   14:09 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bersiasat ini belum tentu jahat. Sama juga ketika menulis orang akan cenderung tidak akan berimbang. Mengapa? Menulis, menuangkan ide, gagasan, dan dukungan itu jelas berpihak. Sepanjang di dunia orang tidak akan pernah lepas namanya keberpihakan. Mengenai motivasi memihaknya beragam, ada karena idealisme, kesamaan ide, atau yang maling murah, ya uang. Itu sah-sah saja, sepanjang tidak memutarbalikan fakta.

Contoh, jelas-jelas kubu yang didukung itu pernah korupsi, kog dikatakan bersih. Lha bersih dari mananya coba. Berbeda ketika membrandingkan perubahan usai dibui karena maling dengan aksi-aksi sosial yang masif.

Melihat rival atau kubu lawan dengan jernih. Ada bukti dan fakta yang memang valid. Paling gampang ya sudah dimuat di media arus utama. Jangan membuat hoax, atau berita palsu, mau utuh ataupun sebagian. Ini soal kredibilitas.

Membesarkan kebaikan atau positif dukungan itu sah-sah saja, tanpa perlu mengulik kekurangan. Tidak elok tentunya jika menipu. Contoh, menjual piring retak, bukan dikatakan itu memang sengaja dicetak demikian. Itu menipu. Tetapi tanpa membahas retaknya ya tidak soal. Pembeli, pemilih dalam konteks politik sudah tahu juga kog.

Bangsa ini sangat besar, kaya, kreatif, tetapi menjadi biasa saja karena banyak orang tidak melakukan tetapi banyak omong, terutama mematahkan semangat pihak lain. Cenderung yang banyak protes dan menilai ini dan itu tulisannya tidak lebih baik dan tidak lebih banyak. Hanya cenderung mematahkan semangat, tanpa ia berbuat.

Kreatifitas tidak didukung, malah ditelikung. Ingat, bagaimana perakit televisi malah mau dipenjara. Pun perakit senjata dibui. Kreatifitas bisa mati kutu karena memang lingkungan, habitatnya tidak mendukung untuk maju.

Ciri orang maju itu menaikan mutu hidupnya bukan merendahkan pihak lain untuk mendapatkan kemajuan. Sayang, bahwa hal demikian ternyata belum menjadi budaya hidup bersama kita.

Mari kreatif yang membangun, bukan iri atas capaian pihak lain. Maju bersama itu lebih baik dari pada sendirian. 

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun