Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Membaca Buku dan Kondisi Normal Baru

7 Agustus 2020   11:23 Diperbarui: 7 Agustus 2020   11:20 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi normal baru benar-benar belum sepenuhnya bisa teratasi. Membeli buku dan membaca sih bukan barang baru. Hanya soal membaca dengan rutin kembali. Semua buku yang ada, sih sekitar 80% sudah dibaca, bahkan ada beberapa yang sudah melakukan pengulangan dua hingga tiga kali.

Buku-buku Antony de Mello dan Mira W hampir pasti sudah pengulangan.  Sambil belajar dan menggali makna baru.  Menulis tanpa membaca ya sama juga dengan mau makan tanpa mau kerja.

Kering dan tidak berkembang, pengulangan lagu lama dan tidak ada apa yang baru sebagai tawaran kepada pihak lain sebagai pembaca. Memang perlu kerja keras dan beaya tentunya. Waktu untuk membaca, beaya membeli buku, mau cetak, atau PDF toh perlu paket data ketika mendapatkannya.

Hal yang wajar juga sih, ketika bergelut dengan dunia tulis, namun enggan melengkapi diri dengan bacaan ya lucu. Salah satu kebiasaan dulu ketika mendapatkan gaji rutin, usai bayaran ke toko buku, berburu buku diskonan. Mayan, dan syukur bahwa ada rekan yang ketularan. Sudah berpisah masih memberi tahu bahwa budaya itu ia ikuti.

Budaya baca perlu dipaksakan, tanpa paksaan sejak dini susah mengharapkan orang bisa suka membaca. Selain paksaan, di seminari ada waktu membaca secara khusus, jadi mau tidak mau akan membaca dan itu pembiasaaan baik yang berdampak besar.

Keteladanan. Di lingkungan orang suka membaca, suka atau tidak, akan menular. Orang sangat mungkin tertular dan ikut suka membaca. Memang tidak selalu.  Sama dengan rekan yang ketularan membeli dan berburu diskonan, rekan lain pusing tidak masuk toko buku. Ini serius.

Pekerjaan juga ikut mempengaruhi. Guru, peneliti, penulis, dan sejenisnya tentu perlu bacaan sebagai bagian pengayaan untuk bahan ajar, bahan penelitian, dan untuk tulisan.  Pasti awalnya akan memaksa diri untuk membaca.

Perlu pemaksaan dan tegas diri untuk mau meluangkan waktu membaca. Orang pada dasarnya lebih suka yang visual, menonton, berbeda dengan membaca. A tau audio, mendengar. Nah  ketika dua godaan itu datang, aktivitas membaca bisa  terpinggirkan.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun