8.
 Angela Menikah
Kenangan itu satu demi satu hadir lagi, bagaimana tidak, ini tempat di mana  aku banyak bersama-sama dengan Angie. Komunikasi kembali terjalin. Media sosial dan vid call menjadi jembatan. Usai vid call itu, sama sekali tidak ada khabar dari Angie kecuali salam via medsosnya itu.
Berminggu aku hubungi semua seolah balik dulu lagi, diam dan hilang. Dany juga mengatakan yang sama. Artinya waktu hari pertama aku datang itu dia berkomunikasi dengan kami yang terakhir. Apa dia patah hati lagi, atau aku ada salah, kejujuranku kemarin direnungkan dan dia sesali, tidak mau membuatku salah langkah?
Hampir sebulan, Angela hilang, Â media sosialku memberi tanda ada pesan masuk. Angie mengirim pesan.
Sebentuk undangan, dengan photo mereka di dalam banyak pose dan pemandangan Eropa yang sangat cantik, pemandangannya, bukan dua sosok di sana. Aku tidak rela tahu.... (Tuhan ini jujur, aku gak berdosa lho)
Aku ucapkan selamat dan terima kasih, salam buat John, kalian serasi, bohong lagi aku Tuhan, impas kan.....
Aku tutup smartphone-ku dan beralih ke laptop mau mengetik, eh buka email dulu, Angie lagi dengan kiriman yang sama. Lebih besar, duuuh sakitttttt....(ini jujur Tuhan....)
Ucapan yang sama dengan redaksi yang berbeda tentunya, sangat pantas dan serasi, kapan dikenalkan.....(Gak jujur lagi Tuhan, impas ya...)
Lama tidak ada khabar lagi, ilang lagi. Begitu, dan tidak begitu menjadi perhatian karena sekolah sangat membutuhkan tenaga dan pikirannku.
Arya, bulan depan kami akan balik, tunggu ya, nanti ketemuan dan aku kenalkan Masku, dia membahasakannya dengan Jawa banget. Ini, dia akan balik ke Amerika katanya mau membawa ortunya ikut dalam perkawinan kami. Awalnya dia berkeras tidak perlu orang tua. Â Lucu ya dia dulunya bilang sudah dewasa, tahu aku heboh soal keluarga dia jadi pengin.