Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Novel] Putih Cintamu Seputih Jubahku

26 Juli 2020   20:19 Diperbarui: 26 Juli 2020   20:11 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengapa tidak dilakukan?"

"Kamu bisa sekolah tidak dengan nilai aslimu?"

Sesederhana itu pelalajaran hidupnya. Mengalah untuk menang, mengalah bukan berarti kalah. Ajaran-ajaran Kitab Suci yang  beliau terjemahkan dalam hidupnya sendiri. Itu yang menghidupi beliau hingga usia senjanya kini.

Profesi guru kala itu, berat. Namun tidak pernah mengeluh, apalagi soal gaji. Saat usia 56 beliau memilih pensiun di mana usia minimal sudah dicapai. Orang bertanya mengapa masih empat tahun sudah pensiun? Biar yang muda-muda bisa juga menjadi kepala sekolah. Dulu kepala sekolah negeri itu sampai pensiun. Memberikan peluang untuk yunior naik posisi.

Kenangan rumah yang asri, hijau, tepi sawah yang indah sepanjang waktu itu, eh malah mengingatkanku pada Angela. Gadis yang memintaku menjadi apapun, selain pasangan hidupnya. Minta dipeluk, dicium, dan menyembunyikan segala kebaikan hatinya hanya untukku. Mengapa dia hilang begitu saja usai ujian itu. Ijazahnya pun dikirim bukan ia ambil. Sekolah membuat banyak kebijakan demi murid luar biasanya itu. Apakah ia membawa lara hatinya ke London saja, aku juga tidak pasti ke mana dan kenapa dia begitu.

Ke mana ia pergi, papa mama tutup mulut seribu bahasa.

"Gabie, tidak perlu resah soal ke mana Angel pergi ya, fokus studi dan panggilanmu saja. Percaya kan dengan Papa Mama?" katanya dengan berkaca-kaca, tentu ini berat bagi Mama harus ditinggalkan puteri semata wayangnya. Aku jadi ragu kuliah ke luar negeri itu atas permintaan Mama, jangan-jangan ini keinginan Angie karena keputusanku?

Lonceng pos ronda kampung bertalu satu kali, ha... pukul satu dini hari berarti. Aku kaget sendiri.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun