Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merawat Manula dan Doanya

13 Mei 2020   12:08 Diperbarui: 13 Mei 2020   12:10 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketiga, jika memang memohonnya agar sembuh jelas kita doakan agar memiliki kekuatan batin untuk hal apapun yang terjadi. Jelas mohon doa agar sembuh dinyatakan. Sikap menghadapi sakit itu beragam dan kita tidak akan bisa memaksakan yang terbaik itu yang mana.

Keempat, ada yang biasanya meminta untuk didoain yang terbaik. Mereka memiliki harapan untuk sembuh, tetapi jika meninggal mereka telah ikhlas. Sejatinya menuju ke sana. Tidak membatasi kehendak Tuhan dan siap dengan segala keadaan. Jawaban demikian akan lebih mudah dan cepat respons karena realistis dan juga nyaman apapun juga.

Kelima, kita tidak tahu yang terbaik bagi si pasien, jika itu sedang sakit, atau manula, dengan segala kondisinya. Jika cepat-cepat mengatakan dan mendoakan, dan itu tidak sebagaimana yang dikehendaki jadi tidak enak. Ada orang tua yang sudah lelah atau merasa capek di dalam hidupnya. Atau sudah merasa puas. Wajar jika mereka malah kecewa di doakan panjang umur.

Benar, bahwa orang harus mengatakan, berdoa yang baik-baik. Lha memang mati itu buruk? Tidak juga, namun perlu mengingat kepantasan da kepatutan. Merawat orang tua itu lelah bukan hanya fisik, tapi kantong dan juga pikiran lho. Pun dengan menghadapi sakit. 

Nah dengan lebih jernih menyatakan  doa, harapan, dan penghiburan itu menjadi penting. Mmbantu secara psikologi bahwa yang akan terjadi itu yang terbaik. Mereka biar menyimpulkan harapannya, bukan kita memaksakan yang terbaik bagi mereka. Sama juga orang maunya minim malah diberi makan,  karena sudah lama tidak makan.

Pilih juga kata-kata yang bisa terkesan hanya basa-basi. Kasihan, mereka butuh suport, ketika menjawab hanya basa-basi menambah mereka makin berat. Sebisa mungkin nyatakan kata-kata yang tulus dan bermanfaat untuk membesarkan mereka.

Menghakimi, hindari penghakiman dan menyalahkan sikap mereka. Pilihan mereka itu bukan karena salah atau enggan berbuat, namun merasa sudah tidak lagi tahan dengan apa yang hanya mereka ketahui dan rasakan. Kita tidak tahu karena yang mengalami memang bukan kita.

Kondisi tiap orang berbeda-beda, sikap sebagai reaksi tentu juga lain. Nah ketika kita hanya berpaku pada satu sisi, bisa memberatkan teman yang sedang memohon doa atau malah curhat itu.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun