Oposan lebih galak dengan oposisi asli. Bagaimana PAN di bawah kendali sang besan memainkan dua kaki. Ada dalam kabinet sekaligus di legeslatif bersama KMP. Makin terlihat jelas bagaimana wajah mereka itu dibangun.
Pilpres 2019 Â masih sama saja. Memutuskan keluar pemeritahan, pada sisi lain Zulhas mau tetap bersama pemerintahan baru. Kongres yang dinilai Amien sebagai bak teroris itu membuat posisi Amien dengan gerbongnya kalah dan kini mewacanakan partai baru.
Miris, ketika ada seorang anggota dewan daerah tingkat dua berani mengatakan, jika barisan Amien Rais yang keluar justru sebagai sebuah berkat karena hilangnya aroma sengkuni dari PAN. Sengkunian yang demikian buruk terlepas dari PAN. Memilukan, hanya sekelas anggota dewan tingkat dua berani menilai Amien Rais seperti itu.
Partai baru yang masih berupa wacana itu, kata Amien Rais sangat terbuka pada kelompok 212 dan kawan-kawan. Lagi-lagi, bagaimana penolakan dari mereka yang ada di PA 212, padahal mereka bergadengan erat sejak 2016 hingga 2019, dan pada 2020 dengan tawaran ini pun mereka enggan.
Sudahlah Eyang Amien Rais, madeg pandhita dan menjadi guru bangsa. Nasihati generasi muda untuk maju, bukan malah membuat malu dan gaduh. Apa gak miris dikatain Sengkunian oleh kader kecil dari kacamata panjenengan. Biarlah tinta emas itu tergores sercara alamiah, tidak usah dipaksa malah menjadi masalah.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H