Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mendadak Menolak Balapan demi Makan dan Nasib Anies

5 Mei 2020   19:48 Diperbarui: 5 Mei 2020   19:52 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini memang oposan dari oposan pemerintahan DKI. Paling getol menyuarakan ketidakberesan yang ada. Sayang memang mereka kurang mendapatkan sokongan baik teknis ataupun politis. Yang ada mereka bisa menjadi "tumbal" politik. Berkali ulang demikian. Toh  masih cukup eksis dan yang dikritisi juga masih sama saja ngaconya.

PKS

Secara normatif sih mengatakan bahwa itu hal yang wajar.  Berbicara sangat normatif, prosedural, dan hal tetek bengek mengenai susahnya uang dan pembicaraan yang harus dilakukan. Wajar sih, PKS hanya memiliki kebanggaan pada gubernur satu ini.

Padahal separo terpedaya juga, ketika mereka hanya penggembira, tim hore semata bagi pemerintahan DKI kali ini. Toh mereka lebih getol mendukung Anies dalam banyak kisah politik.

Lebih menarik justru disampaikan oleh PDI-P, identik dengan PKS, di mana salah satu anggota dewan mereka juga berbicara pada tataran normatif dan legalis yang begitu-begitu saja. Aneh karena mereka ini sejatinya adalah "oposan" bisa lebih galak dan garang menghadapi Anies dengan segala ugal-ugalannya. Aneh dan tampilan lucu, bandingkan ketika menghadapi Ahok lalu.

Partai lain, level gurem seperti PPP, PAN, apalagi Demokrat sih mana mikir apa yang terjadi di daerah dan rakyat. Yang penting mereka aman dan nyaman. Mau apa yang terjadi, pokoknya gaji lancar. Mana duli dengan keadaan yang ada.

Nah layak dilihat dengan peta politik ini, mengapa bisa seperti ini. Pantas saja Anies Baswedang jauh lebih pendiam, tidak banyak konpres, tuding sana tuding sini. Biasanya pelaporan mendahului pusat, dengan data yang berbeda. Menarasikan kegentingan, kekhawatiran, sampai bergetar dua kali. Nah tiba-tiba menjadi pendiam dan lenyap dari pemberitaan.

Peta politik jauh bergeser. Gerindra sudah menyatakan sikap dengan gamblang dan terbuka. Usai jabatan wakil gubernur untuk mereka dalam diri Riza Patria, artinya Anies bukan bagian utuh dari partai ini. Masih menjaga jarak aman. Berbeda jika Anies adalah kader, milik mereka, akan melepas wakil untuk PKS. Toh tidak demikian.

Pernyataan lugas dan terbukan Prabowo atas Jokowi, menambah gamblang ke mana Gerindra melangkah ke depan. Jarak makin lebar dengan Anies yang makin ugal-ugalan dalam menyikapi pandemi ini.

Susul menyusul isu kekacauan data, pelaksanaan dan penanggungan covid di DKI yang tidak terintegrasi, dan puncaknya bansos salah sasaran dengan cukup masif. Semua makin membuat gubernur terdiam. Posisi tidak mudah ini jelas terbaca.

Lebih memilukan dewan pun menyatakan sikap dengan jelas dan lugas. Gerindra yang bak tom n jerry dengan PSI kini bisa seiring. Semua ini jelas bernuansa politis, bukan sebuah kebetulan. Signal nyata diberikan. Politikus tulen akan membaca terang seperti apa keadaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun