Beberapa kali dijadikan tema artikel mau bercanda atau serius, mau mengkritik tulisan atau mendukung semua adalah perhatian. Itu kebersamaan dan itu adalah wujud persaudaraan yang mendalam. Apalagi jika bercanda, pernah sepanjang hari menjadi tema ledekan dan candaan komunitas. Lima tema NT itu soal saya.
Kebersamaan yang baik juga, ketika bukan sebuah cacian ketika berbeda pandangan. Ada media yang memancing pembaca dengan model cacian, bahkan dalam judul. Harapannya, ke depan tetap seperti ini. mau ramai atau sepi itu ya dibangun dengan santun, bukan hanya mengejar ramai namun dengan menebar caci maki. Lha buat apa jika demikian. Literasi tidak terbangun.
Yang enak-enak dan menyenangkan sudah. Nah kini yang mengelikan, menjengkelkan, dan entah namanya apa.
Soal error sih memang wajar. Namanya juga komunitas gede. Syukur bahwa ini cukup lama baik-baik saja. Hanya soal hal remeh yang tidak signifikan memang terjadi. Hal yang masih wajar.
Dulu, awal-awal, masih banyak akun yang suka bertikai dan berkelahi, kadang ada yang masih bisa bersikap wajar dan mau saling berinteraksi dengan normal. Tidak sedikit yang hanya mau menyalahkan dan memaksakan kehendak untuk sesuai dengan pendapat atau idolanya. Berbeda itu salah dan buruk. Makin ke sini makin jarang, atau enggan datang karena merasa akun yang dianggap sudah tua jadi sungkan? Bisa saja.
Cabut label itu biasa. Apalagi tidak dilabel. Jadi bagi para Kner baru yang belum atau masih jarang mendapatkan label tidak usah risau. Asal menulis dengan sungguh-sungguh, sudah menuliskan dengan upaya maksimal, belum dilabel tidak usah berkecil hati. Apakah mesti jelek, bisa saja, bisa pula karena pertimbangan sisi potensi konflik dengan pihak lain, jadi ya dipahami saja.
Label usai 24 jam saja pernah, apalagi hanya dicabut, gak usai risau. Triknya tidak usah silau dengan yang setiap hari hilir mudik di kanal HL/AU. Suatu saat juga akan merasakan, sebulan tanpa AU tidak khawatir, padahal ada yang tidak HL dua berturut saja sudah diambil hati. Ini sih soal ndableg juga. Wong ini bonus.
Menulis asal ada dasarnya, baik media arus utama, dinalar benar, dan ada data-data pendukung. Jika itu pengalaman pribadi ada bukti, photo atau rekaman sebagai bukti tulisan. Jika fiksi alurnya jelas, bukan bermaksud untuk memfitnah, menghasut, tidak usah khawatir jika tidak dilabel.
Beberapa kali tulisan dihapus. Ya memang salah, memang ada satu dua kali yang tidak tahu dasarnya. Mau protes tidak bisa juga, karena toh itu subyektifisme, bukan soal yang bisa diperdebatkkan. Ya sudah selesai.
Tidak perlu diambil hati, takut, cemas, jika ada yang berkomentar dengan pedas, keras, dan kadang ada unsur makian. Jawab saja dengan santai, jika memang benar komentar itu terima kasih dan benahi. Jauh lebih sering mau memaksakan pemikiran kog, jadi tidak perlu dikhawatirkan.
Itu pengalamanku, apakah juga merasakan demikian? Silakan tambahkan dalam komentar!