Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Corona Positif dan Kekalahan Liverpool

3 Maret 2020   09:40 Diperbarui: 3 Maret 2020   10:19 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberadaan dan harga masker. Ini salah sendiri, ketika tidak ada apa-apa sudah membeli, ketika kemungkinan besar butuh malah sulit dan susah. Ini jelas spekulan ekonomi bisnis bisa saja terlibat. Model relasi bisnis kita kan masih pokok untung, abai soal kemanusiaan.

Miris lagi kawasan lereng Merapi, ketika Mbah yang sedang batuk. Masker menjadi susah dan mahal. Ya konsekuensi bangsa panikan, gumunan, ya begini. Pembelajaran bersama untuk tenang dan rasional.

Aspek politis apalagi. Haduh capek jika bicara mereka ini. Yang tidak  pernah becus bekerja soal yang harus ditangani seperti Anies Baswedan saja ikut-ikut sok sibuk dan kelihatan kritis dengan ide dan gagasannya. Bagaimana rekam jejakmu selama ini Gubernur? Nol besar, tidak usah bicara yang bukan ranahnya, makin ketahuan belangnya.

Beberapa pihak jelas pansos. Biasa, ketenaran sesaat yang dijadikan lahan menaguk uang dan rezeki. Siapa saja berkomentar, analisis, kadang tidak mendasar, dan malah jadinya uthak athik gathuk. Dan masih banyak yang meyakini itu sebagai kebenaran. Miris.

Ketika pembina Pramuka di Jogya dinasihati jangan main di sungai  ketika musim seperti ini, hidup mati di tangan Tuhan. Lha malah kondisi virus yang perlu jawaban begitu malah tidak ada pernyataan yang sama. Salah konteks, keliru memahami dan memaknai kehendak Tuhan. Jauh lebih penting pasrah model ini ketika corona masih belum menjadi sebuah wabah luar biasa.

Mengapa? Dengan kondisi rileks, pasrah, tawakal, daya tahan tubuh meningkat. Berbeda dengan panik, borong ini dan itu, dan ujung-ujungnya malah menimbun yang tidak pada tempatnya.  Lagi-lagi siapa yang untung? Jelas muaranya.

Menjaga tubuh tetap prima dengan membaca literatur yang benar, valid, dan resmi. Kebanyakan hoak, artikel sok tahu, dan itu menambah kecemasan. Siapa yang bermain, bisa dilihat dari arah yang mau disasar.

Pelaku yang menebarkan kecemasan menuding pemerintah begini dan begitu, arahnya jelas politis, dan menggoyang pemerintahan. Dan narasi itu pelakunya juga orang yang sama. Pribadi-pribadi seolah kebal hukum. Saat diurus dengan aturan yang berlaku ngeles dan mengaku sebagai dizolimi. Lha orang tidak memiliki kehendak baik begini kog dipercaya.

Waspada bukan menjadi panik dan berbuat di luar nalar. Hati-hati agar tidak terjerembab oleh narasi pihak-pihak yang memang menghendaki keadaan tidak nyaman berbangsa. Siapa saja bisa terlibat dalam permainan ini.

Pun Liverpool, meskipun bukan pendukungnya, tetap semangat dan jangan malah panik. Soalnya sangat mungkin menjadi salah langkah, pemain cidera secara massal, soalnya selama ini masih aman. Bisa saja ini menjadi titik balik yang mengerikan.

Realistis dengan tetap fokus jauh lebih baik dan penting. Narasi yang ada belum tentu benar. Sikap percaya memegang peran untuk tetap baik-baik saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun