Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Seksualitas Anak Itu Mendesak

27 Februari 2020   14:16 Diperbarui: 27 Februari 2020   14:22 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kecil, anak jelas dibedakan dalam banyak hal. Dikenalkan organ-organ vitalnya. Bagaimana menyikapi itu. Itu dari sisi anak. Peran orang tua, ketika menggantikan popok dengan leluasa, tanpa merasa jijik dan mual, itu membantu anak berkembang secara sehat.

Kadang malah salah, ketika menangis terlarang bagi anak laki-laki, dan disebut cengeng, ini bukan membina jati  diri anak, namun malah membully dengan tidak langsung. Arogan dan mendapatkan hak istimewa malah tercipta.

Masa-masa puber apa yang harus dilakukan, bukan malah bentakan, atau menyatakan saru saja. Namun orang tua bisa menjadi tempat untuk curhat. Perkembangan alat kelamin primer dan sekunder pada laki-laki akan makin jelas. Apalagi pada gadis. Jika salah melakukan pendampingan bisa salah kejadian.

Keadaan tidak kalah krusial pada saat menginjak dewasa. Bagaimana kemajuan teknologi informasi, dibarengi moralitas yang makin meluntur, sikap permisif yang makin kuat, free sex seolah kebanggaan, prestasi. Jangan menyalahkan kemajuannya teknologinya, namun bagaimana menyikapi kemajuan zaman itu dengan lebih cerdas.

Pendidikan seksualitas bukan lagi hanya mengekor, atau mengambil salah satu bagian dari pelajaran BK atau Biologi saja, atau Pendidikan Agama. Perlu waktu khusus, interaktif, dan bisa menghadirkan narasumber yang bisa mengajar bukan semata pengetahuan. Pendidikan yang baik dan benar, bukan hanya asal ada.

Anak perlu diberi bekal, sehingg bukan hanya dari internet. Namun bagaimana mereka itu bisa dewasa melihat tubuh mereka ataupun tubuh orang lain. Manusia beda hewan yang instingtif. Penddikan moral juga menjadi mendesak ketika mulai luntur di dalam menghayati spiritualitas seksualitas.

Seksualitas tidak hanya hubungan seksual. Pun hubungan seksual tidak sekadar pertemuan kelamin. Manusia beda dengan binatang, karena manusia memiliki akal budi dan pertimbangan moral.

Jika elit saja memahami seksualitas sedangkal itu, apakah  pasti kalau rakyat biasa jauh lebih baik?  Sangat mungkin rakyat baik-baik saja. Tidak salah memberikan pendidikan seksualitas dengan semestinya juga.

Terima kasih dan salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun