Benarkan, menuju kamar sebagaimana pengumuman di ruang makan tadi, ini kamar Rama Albert, ada apa sih?
"Ma, ini ada apa, Â apa kaitannya dengan Rama Rektor...."
Tidak ada jawaban dan mama masuk begitu saja ke kamar perawatan Rama Albert, di sana ternyata ada Bapa Uskup, orang tua dari Rama Albert, yang memang asalnya dari kota sebelah, dan kakek-nenek. Aku mencium tangan Bapa Uskup, kakek nenek, dan juga orang tua Rama Albert yang aku pernah tahu waktu  kedatangan beliau pertama kali, mereka ikut menyambut di seminari.
"Maaf, Bapa Uskup, Bapak-Ibu, dan kau Nak, ini kesalahan Mama. Semua tolong dengarkan dulu, jangan mencela, menyela, dan mengatakan apapun. Sekali lagi ini kesalahan saya pribadi dan memang melibatkan Fr Albert waktu itu," Mama masih biasa, aku tahu beliau tegar dan tidak pedulian, aku bisa sedikit meraba ke mana arahnya.
"Nak, kamu yang paling berhak tahu, bahwa ini kesalahan Mama, yang memang naksir berat pada Frater Albert dan lahirlah kamu, dan maaf jika kamu menderita karena kisah tidak benar yang Mama karang, juga kepada Eyang berdua, saya mohon maaf, merahasiakan hingga belasan tahun ini. Sama sekali tidak menyangka kalau Frater Albert menjadi rektor Xandro, dan siang tadi Rama Albert datang ke kantor dan menanyakan itu." Sama sekali Mama tidak mengeluarkan air mata.
"Bapa Uskup, saya juga mohon ampun, Rama Albert tidak salah sama sekali, ini saya yang menggoda, dan makanya saya tidak menuntut karena saya toh bahagia dengan Xandro dan  maaf pilihan ngawur saya dulu. Saya merasa ini waktu terakhir Albert tahu kebenarannya, usai mencari saya tadi dia kecelakaan".
"Nak...." hanya itu ucapan Rama Albert dan kemudian meminta minyak suci kepada Bapa Uskup, pertemuan keluarga pertama dan terakhir.eLeSHa.
Terima kasih dan salam
*colloqium=wawancara
**Rama Rektor, kepada asrama dan sekolah di sebuah seminari
***Rama Pamong, pengasuh angkatan di seminari