Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ganjar dan Jateng Kebanjiran Investor, Bagaimana dengan Dampaknya?

16 Desember 2019   16:55 Diperbarui: 16 Desember 2019   17:03 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekonomi benar-benar menggeliat, pun penitipan kendaraan, dengan berbagai pertimbangan sangat mungkin ada lahan untuk ini. Namun dampak negatifnya juga tidak kalah banyak.

Narkoba, beberapa penangkapan pelaku narkoba di kos-kosan kawasan industri. Pelarian sekaligus tempat transaksi dan konsumen yang sangat besar. Selama ini belum begitu serius menyelesaikan penyalahgunaan obat yang benar-benar menyeluruh, bukan hantat-hangat tai ayam. Berapa banyak orang yang terjerumus karena kaget punya uang sendiri. Ingat buruh biasanya usia muda.

Susila dan persoalannya. Berbagai ekses dalam ranah ini ada beberapa;

Kawin muda. Mulai turun lagi usia perkawinan sependek pengamatan asal-asalan saya, di mana kebanyakan tetangga adalah buruh pabrik. Menikah mudanya tidak soal. Jika tidak diikuti dengan percerian paling parah, adalah pendidikan anak yang tidak cukup memadai. Orang tua pekerja, pendidikan pada nenek atau kakeknya, atau pengasuh, apa ideal?

Itu masih normal, yang megerikan adalah kumpul kebo. Pekerja banyak dari luar daerah, kos-kosan memilih yang tanpa induk semang dan bebas. Merasa dewasa bukan pelajar mahasiswa, dilepas begitu saja. Nah ini masalah. belum lagi jika mereka sebenarnya sudah memiliki pasangan dan di rantau berganti partner. Ini sangat mungkin dan terbuka terjadi.

Efek selanjutnya, cukup ekstrem pengguguran kandungan hasil dari kumpul kebo dan hubungan tidak sehat tersebut. Persoalan yang sangat mungkin terjadi dan sangat mudah terjadi dalam kawasan yang gagap akan keberadaannya ini.

Kos-kosan membuka kesempatan menyembunyikan pasangan tidak sah. Relatif terjangkau dari pada kontrakan misalnya. Hal yang banyak terjadi di kawasan-kawasan sekitar pabrik yang ada. Dari berbagai daerah, dengan banyak alasan, keberadaan mereka susah untuk diatasi.

Fokus pada ekonomi dan bisnis, abai soal keamanan. Jangan abaikan pelaku teror memiliki kebiasaan tinggal di kawasan demikian. Mobilisasi dan kebiasaan abai sebagai tetangga menyenangkan teroris menetap sementara atau singgah.

Tentu PAD dan CSR sangat membantu bagi pembangunan daerah, namun jangan abaikan dampak negatif yang menjadi efek samping yang sangat mungkin terjadi. Toh masih bisa diantisipasi jika memang serius demi pembangunan kog.

Kawasan yang gersang dan tidak produktif bisa menjadi alternatif dari pada mengubah lahan subur menjadi kawasan industri. Ini jelas kebijakan gubernur dan bupati-walikota menjadi penting dan mendesak. Pelaku industri mau kog, asal ada insentif dan kemudahan lainnya.

Mengembalikan sikap guyub, sehingga orang kembali ewuh pakewuh, pada perilaku asusila, bukan malah yang malu yang normal, contoh yang seharusnya malu kan yang kumpul kebo, bukan malah yang tidak. Lah selama ini malah malu yang melakukan sesuai norma. Kumpul kebo seolah gaya hidup modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun