Sangat mungkin bahwa kesukuan tidak demikian menjadi masalah berlebihan hari-hari ini, namun toh bahwa itu ada potensi yang sangat mudah disulut demi kepentingan pihak-pihak tertentu. Memang pembangunan mulai merasa dan dirasakan banyak pihak, bahkan hampir semua pihak merasakan dampaknya.
Perbedaan kesukuan yang seolah sudah menipis itu pun masih mudah bergolak karena fanatisme berlebihan yang memang ada yang sengaja menggosok dan menggesek. Lihat saja berapa waktu lalu hampir saja kembali ada kerusuhan antaretnis, benarkah karena etnis? Bukan, kepentingan politis yang ada. Dan memang demikian adanya.
Memperkuat jati diri Keindonesiaan, Â bukan kesukuan atau agama semata. Jika demikian yang hadir, disadari, dan menjadi gaya hidup, yakin saja Indonesia maju akan menjadi kenyataan dan lebih cepat. Energi bangsa ini habis dan terserap hanya urusan yang remeh temeh, soal "pakaian", label, dan perhiasan yang seharusnya menjadi sarana namun sering menjadi tujuan.
Jika pemuda '28, di tengah keterbatasan, di antara seuruh tekanan saja mampu melahirkan Sumpah Pemuda yang demikian visioner, mosok anak milenial malah mundur dan memecah belah hanya demi kepentingan pihak lain. Ingat Indonesia, bukan hanya Jawa, Sumatera, Kalimantan, atau Papua saja, namun seluruh dari Sabang sampai Merauke.
Indonesia juga bukan hanya Islam saja, atau Katolik saja, namun semua agama yang diakui harus mendapatkan kedudukan yang sama. Jangan sampai mengandalkan banyak atau mayoritas. Istilah ala penjajah yang sering dipakai dengan gagah dan bangga.
Saatnya kembali melihat perjuangan dan perjumpaan 1928 yang demikian melegenda, dan di sanalah jati diri Indonesia. Memang laku itu harus dijalani dan sedang berproses menuju ke sana. Tidak akan bisa dipaksakan, harus penuh kesetiaan menjalani dan kemudian lahirlah kesadaran. Dan kesadaran baru itu mulai merebak, banyak kebersamaan yang dibuka karena kesamaan jati diri bukan membesarkan perbedaan.
Selamat Hari Sumpah Pemuda
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H