Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kejujuran Kanak-kanak Fadli Zon dan Salawi

18 Oktober 2019   11:27 Diperbarui: 18 Oktober 2019   14:12 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lebih menakutkan jika ia menjadi duta besar. Memalukan, bagaimana negara sahabat akan menerima orang yang hanya akan main-main di negara mereka. Mempermalukan negara sendiri dan juga negara sahabat yang menjadi tempat penugasan.

Wajah negara dibawa si duta besar. Kan cilaka ketika harus melakukan diplomasi, promosi, eh malah main-main karena presiden yang memberinya tugas bukan Prabowo. Miris jika terjadi.

Untunglah dia mengatakan kalau menolak masuk kabinet, dan belum ada  pemberitaan soal penolakan pendubesan. Sangat mungkin, ketika Prabowo yang mengatakan dan memerintahkannya, padahal SK tetap presiden dan di  bawah Kementrian Luar Negeri.

Apa yang dinyatakan Fadli Zon ini jujur, terbukti dengan apa yang ia lakukan selama ini memang demikian adanya. Pengakuan jujur yang mau membanggakan Prabowo dan mempermalukan Jokowi, sejatinya memperlihatkan kualitas dirinya seperti apa.

Prabowo meskipun ia dukung dengan sepenuh jiwa raga dan bekerja mati-matian, di dalam kampanye kemarin pun mengatakannya tidak akan menjadi presiden. Tidak menambah kualitas pun pemilih Prabowo juga.

Mempermalukan Jokowi maksudnya, pun tidak berdampak bagi Jokowi. Lha memangnya kalau Fadli Zon mengatakan demikian, bekerja ogah-ogahan kemudian Jokowi tidak jadi dilantik begitu? Tidak juga bukan? Artinya tidak ada dampak bagi Jokowi sebagai pribadi dan juga presiden. Namun merugikan bangsa dan negara, Jokowi sebagai presiden dirugikan iya secara tidak langsung.

Pelajaran berharga bagaimana pendidikan, usia, dan pengalaman ternyata tidak memberikan secara otomatis kedewasaan dan kebijaksanaan di dalam bersikap dan bertindak. Miris sejatinya.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun