Lebih menakutkan jika ia menjadi duta besar. Memalukan, bagaimana negara sahabat akan menerima orang yang hanya akan main-main di negara mereka. Mempermalukan negara sendiri dan juga negara sahabat yang menjadi tempat penugasan.
Wajah negara dibawa si duta besar. Kan cilaka ketika harus melakukan diplomasi, promosi, eh malah main-main karena presiden yang memberinya tugas bukan Prabowo. Miris jika terjadi.
Untunglah dia mengatakan kalau menolak masuk kabinet, dan belum ada  pemberitaan soal penolakan pendubesan. Sangat mungkin, ketika Prabowo yang mengatakan dan memerintahkannya, padahal SK tetap presiden dan di  bawah Kementrian Luar Negeri.
Apa yang dinyatakan Fadli Zon ini jujur, terbukti dengan apa yang ia lakukan selama ini memang demikian adanya. Pengakuan jujur yang mau membanggakan Prabowo dan mempermalukan Jokowi, sejatinya memperlihatkan kualitas dirinya seperti apa.
Prabowo meskipun ia dukung dengan sepenuh jiwa raga dan bekerja mati-matian, di dalam kampanye kemarin pun mengatakannya tidak akan menjadi presiden. Tidak menambah kualitas pun pemilih Prabowo juga.
Mempermalukan Jokowi maksudnya, pun tidak berdampak bagi Jokowi. Lha memangnya kalau Fadli Zon mengatakan demikian, bekerja ogah-ogahan kemudian Jokowi tidak jadi dilantik begitu? Tidak juga bukan? Artinya tidak ada dampak bagi Jokowi sebagai pribadi dan juga presiden. Namun merugikan bangsa dan negara, Jokowi sebagai presiden dirugikan iya secara tidak langsung.
Pelajaran berharga bagaimana pendidikan, usia, dan pengalaman ternyata tidak memberikan secara otomatis kedewasaan dan kebijaksanaan di dalam bersikap dan bertindak. Miris sejatinya.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H