Kata Arief Puyuono, Gerindra meminta dan menyiapkan tiga nama, yaitu Eddy Prabowo, Fadli Zon, dan Sandiaga Uno yang katanya akan segera kembali menjadi kader partai politik Garuda ini. Siapa saja mereka itu, kenalan sedikit dulu.
Fadli Zon jelas paling mudah dikenali dengan banyak twitt-nya yang kata komika hingga dua menit sekali dan kapan kerjanya. Ia baru saja usai menjadi wakil ketua dewan. kinerjanya jauh dari memuaskan jika berkata normal.
Pertikaian dengan alasan dan dalih pengawasan dan sikap kritis, yang sering dimaknai nyinyir oleh kubu pendukung pemerintah. Mulai ribut dengan Menteri KKP, padahal salah satu kekuatan kabinet dan moncernya pemerintahan ada pada sosok berani Susi Pudjiastuti.
Mengenai infrastruktur, soal penampilan dan sikap serta pilihan Jokowi ia buat puisi atau sajak. Jauh lebih banyak mencela dari pada mengritik. Susah melihat mana solusi atau alternatif yang diberikan dalam apa yang ia nyatakan dan lakukan. Jauh dari kualifikasi pimpinan dewan.
Resistensi akan jauh lebih besar dan itu menjadi masalah baru, bukan sebentuk pemerintahan yang seharusnya lebih stabil karena periode kedua. Lebih cenderung merugikan daripada membantu kinerja lebih baik. Energi bangsa habis untuk curiga, melawan narasi dan ide gak mutunya, serta yang sejenis itu. lebih banyak masalah dari pada manfaat.
Sandiaga Uno
Memang dasar dan pengalamannya cukup di bidang ekonomi dan bisnis. Prediksi banyak pihak mengatakan ia bisa menjadi ketua BKPM, dan sangat logis memang. Melihat sepak terjang selama menjadi cawagub, wagub, dan kemudian menjadi cawapres kurang menjanjikan sebuah jaminan kualitas. Bukan berarti tidak ada kualitas, ada jauh lebih banyak sosok yang jauh lebih mumpuni, menjanjikan, dan sudah teruji.
Resistensi memang tidak sekuat Fadli Zon, namun melihat kualitasnya selama ini susah mengikuti ritme kerja dan rancangan yang dikehendaki presiden. Memang cara berpolitiknya yang jauh lebih rasional daripada koalisinya selama ini cukup membedakan dengan kebanyakan kader partai ini.
Dalam kondisi kepepet dan terpaksa saja bisa memasukan nama satu ini. Pilihan mentok politis bukan kapasitas dan nilai plus lainnya secara profesional tentunya.
Eddy Prabowo.
Nama yang tidak cukup familiar. Ketua fraksi MPR kalau tidak salah, usai ngulik dari tante Wikipedia. Ia Akabri tingkat dua yang dikeluarkan dan ikut Prabowo ke mana-mana dan akhinnya ikut menjadi anggota dewan Gerindra.