Sama juga dengan road show SBY beberapa tahun lampau, hanya dijawab dengan datang pada pusat kemaluan SBY. Dan SBY-pun balik kanan dan tidak lanjut dengan serangan dari seluruh Jawa dengan Toue de Java-nya. Efektif membalas serangan, ini tidak banyak politisi mampu lakukan.
Memanfaatkan apa yang kata orang kelemahan menjadi kekuatan. Lagi-lagi ini pelajaran berharga. Politikus itu kepentingan yang ada, bukan kawan atau lawan yang abadi. Pilihan-pilihan sulit dan kadang akan membuat dia gagal malah diambil dan membuatnya makin cemerlang.
Jarang politikus bangsa ini berani bersikap demikian. Cenderung bermain aman dan malah tidak berani bersikap. Aman pokoknya jalan dan jadi. Mau jadi apa bukan menjadi pertimbangan.
Berani mengambil risiko. Hasil besar biasanya juga risiko besar. Dan itu Jokowi banget. Lihat bagaimana ia berkelahi dengan banyak pihak. Namun tetap perhitungan dan kembali sal kalkulasi.Â
Bandingkan dengan Ahok yang hantam kromo, semua dihantam dan dia terjerembab. Risiko diambil dengan taktis, bukan dengan frontal. Kawan bisa jadi lawan, sebaliknya lawan pun bisa jadi kawan. Ini politik, bukan matematik.
Dua contoh pelak politik yang dengan caranya memberikan warna sejarah. Mau apapun tanggapannya bukan menjadi prioritas, namun mendapatkan apa yang dicanangkan. Baik yang mana dari keduanya, bisa dilihat dan dirasakan sendiri.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H