Padahal mess itu tipe 21-an lah, jadi sangat jelas keberadaan siapa saja sedang apa, gak jauh kog. Nekad juga si dia ambil rupa, sore lagi, dan kedua rekan ini kog ya seperti tidak sadar kalau saya ada di kamar mandi dan tempat menjemur.
Kedua kalinya rekan guru, "Pak dari mana? Tanyanya penuh kebingungan
"Ngopi di mess, napa?"
"Lha tadi tak lihat ada di lapangan dengan anak-anak, aku lihat dari kantor," kantor rekan ada di lantai dua. Jadi jelas melihat keberadaan anak-anak duduk-duduk. Katanya salah satunya adalah saya.
"Aku gak yakin Pak Susi duduk-duduk  dengan anak model begitu..." katanya dengan bingung.
Saya memang tidak pernah menjalin komunikasi dengan anak model begitu. Mendingan main bola saja sambil bercanda. Kog duduk di lapangan dan becanda, bukan cara saya.
"Pak, sapa yang di lapangan kalau bukan jenengan je?" katanya mendesak.
"Ayo tak critani," ajak saya ke kantor dan saya bercerita memang banyak kejadian demikian. Ini sudah yang kedua.
Kisah ketiga, Â terjadi menjelang misa. Persiapan sebagai guru agama menjadi koordinator menyiapkan tempat dan kondisikan anak yang akan misa. Biasa sebelum pukul 6.30 saya sudah ke aula. Cek sana sini dan mempersiapkan apa-apa yang perlu ditata. Kebiasaan yang sudah banyak diketahui rekan guru dan karyawan.
Anehnya ada koordinator unit lain yang ke kantor dan mencari saya, karena ia lihat saya malah masuk kantor. Ia bersikukuh ke rekan karyawan kalau saya ke kantor bukan ke aula, katanya melihat dari kantor. Kantor unitnya hanya 75-an meterlah jauhnya. Padahal saya melintasi lapangan ada barang 200-an meter, banyak yang melihat, apalagi sebelumnya saya ngobrol dengan rekan TU itu.
Siapa lagi coba yang masuk kantor tadi.