Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gempa Jakarta Hanya Karena Sampah, Musibah Anies dan Berkah Risma

3 Agustus 2019   08:14 Diperbarui: 3 Agustus 2019   08:26 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gempa Politik Jakarta Hanya Karena Sampah, Musibah Anies dan Berkah Risma

Tulisan kemarin bisa disimak di sini  ternyata menjadi konsumsi cukup ramai kata teman di-WAG, dengan diedit hanya pada ulasan FTV-nya dengan judul yang sangat provokatif.  Biar saja itu menjadi bahan berbagi di dunia percakapan  itu.

Eh kemudian riuh rendah status soal gempa, kog ya pas Jakarta benar-benar terkena gema asli dalam konteks gejala alam, namun juga gema politik atas ulah Nasdem hanya dengan menggunakan soal sampah. Sederhana sekali apa yang sebenarnya dimanfaatkan.

Sampah itu bisa menjadi bencana sebagaimana dijadikan banyak kajian karena adanya pola perilaku buruk masyarakat. tradisi membuang sampah sembarang karena dulu adalah daun-daunan yang tidak perlu lama akan disantap kambing dan sapi. 

Eh ternyata budaya abai itu dilakukan padahal bahannya berbeda jauh, plastik dan foam, yang kadang sapi dan kambing, termasuk kura-kura pun santap dan akhinya buruk.

Kesadaran ini masih perlu terus menerus digalakan untuk membuat keadaan lebih baik. Tarik ulur kepentingan, popularitas dengan urusannya jelas politik, dan ekonomi, soal bisnis dan keuntungan. Mengenai merusak alam masih jauh dari harapan.

Gempa yang menggoyang banyak daerah, bagi yang pernah mengalami hal itu tentu traummatis, dan bisa saja melakukan hal-hal di luar nalar dan kemudian menjadi tertawaan ketika sudah selesai. Seperti kata teman pengajar, pas mendampingi anak-anak dalam sebuah acara di luar kota, terjadi gempa ia lari padahal sedang mandi. Gemuk bulat lagi, bisa dibayangkan.

Nah gempa politik pun banyak membuat kisah dan reaksi yang tidak terduga dan sangat berpotensi berbuntut panjang, kesuksesan Nasdem dalam menciptakan gempa hanya dengan soal sampah jelas bagian dari skenario permainan politik untuk 2022 dan 2024. 

Sayangnya satu kena tulah dan satunya kena berkah, dan itu karena rekam jejak dan prestasi. Jadi tidak usah baper dan mengatakan mau mematikan karakter orang tertentu.

SP sebagai politikus kawakan tentu piawai dalam berpolitik. Besar dan berkembang bersama Golkar dan Soeharto tentu ia  liat sehingga bisa tetap bertahan dan eksis hingga kini. 

Satu yang membuat ia cukup berbeda adalah ia tidak gila kursi dan kekuasaan. Namanya jarang masuk dalam nominasi menjadi menteri dan pilihan presiden dan wakil presiden. Bandingkan dengan  JK atau ARB lho.

Mengenai uang dna korupsi ia juga relatif lebih aman, ia mirip dengan Setnov soal tidak mengejar kekuasaan dalam arti kabinet, namun ia lebih jeli sehingga tidak tumbang karena  permainan kotor politik uang yang menggurita itu.

Undangan makan siang dengan sedikit kesleo yang kemudian ramai-raai diralat oleh anak buahnya dengan Anies tentu trik politik yang ia bangun dengan sengaja. Mengetes air dan ombak dalam politik itu penting. Dan reaksi cukup jelas seperti apa. Ia tahu dengan baik  antisipasinya dan ia tentu paham ada agenda lain yang akan menyusul.

Bestari Barus, dewan Jakarta melakukan kunjungan kerja ke Surabaya. Mengenai pengelolaan sampah dan langsung menjadi santapan empuk karena ungkapannya mau ngebon Risma ke Jakarta. 

Riuh rendah media dan memang menyenangkan gorengan ketika ppolitik sepi dari perselisihan seperti sekarang. Gara-gara dalam wayang sebagai hiburan menanti pengumuman kabinet dan pelantikan presiden cukup menghibur.

Dua point krusial yang sebenarnya Anies antisipasi dan hati-hati, bukannya malah mengikuti arus gendang pihak Nasdem. Satu mengenai anggaran. Jangan lupa Surabaya itu kota. 

Dan Jakarta itu provinsi. Itu yang seharusnya dinarasikan termasuk timnya, bukan malah melebar ke persoalan anak Risma dan mengungkit pemerintahan sebelumnya.

Ini fatal bagi Anies yang sudah kenyang dengan kesalahan sepele namun diuang-ulang terus. Menyalahkan pihak lain dan pemimpin lain, namun tanpa solusi dan itu pun dilakukannya tim-nya. Malah repot sendiri kalau hal itu menjadi urusan ke kepolisian dengan tudingan pencemaran nama baik. Bisa ke mana-mana.

Dua, mengenai sampah. Anies dan tim, TGUPP lagi-lagi ikut genderang Bestari Barus dan persoalan sampah. Kembali Anies kena tulah ketika mengaku bahwa janji politiknya terpenuhi karena ITF sampah, yang ia klaim sebagai hasilnya, padahal rangkaian panjang sudah ada.

Dengan soal ITF saja Anies mengulangi blundernya lagi karena lagi-lagi ia mendapatkan moment klaim prestasi atas kinerja pemerintahan sebelumnya. Hal yang wajar seperti Jokowi soal peresmian infrastruktur, namun ia selalu menisbikan peran pemerintah sebelumnya. Ia sendiri tidak memiliki visi dan gagasan mau apa.

Nasdem sukses menggeber dua sosok untuk 2022 dan mungkin saja 2024. Terbuka dengan gamblang satu dengan reputasi narasi saja, satu dengan kinerja unggul yang terbukti nyata. Langkah Jokowi sangat mungkin ditapaki oleh Anies dan Risma. Nah penting adalah untuk dua, tiga tahun ke depan apa yang Anies dan Risma lakukan itu menjadi penting.

Anies yang sudah memilih pokok tenar meski cemar perlu mengaji lagi pilihan politiknya itu, apa  masih relevan dan bisa mengantarnya untuk tetap bertahan. Susah jika ia dan timnya masihs aja kekeh dengan pilihan politik demikian. Sudah  kuno cemar asal cemarnya. Belum lagi ugal-ugalan dalam "membangkang" pada pemerintah pusat.

Risma yang mendapatkan panggung terbuka pun hati-hati, sergapan kubu yang merasa tersengat tidak main-main. Salah satu peluru sudaha terlontar, jangan kaget dan takut jika nanti akan bertubi-tubi ada lagi, yang tidak kalah sadisnya.

Rekam jejak menentukan, dan prestasi itu bukan mimpi semalam selesai, namun proses dan perjuangan panjang. Narasi penting, namun jelas lebih penting itu eksekusi dan mencapai target dengan baik. Gempa politik itu masih juga akan diikuti kemarau panjang yang panas untuk ibukota. Layak disimak dengan santai bukan dengan tudingan dan tuduhan berlebihan.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun